Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan White Label dan Private Label

Kompas.com - 29/08/2024, 15:33 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernah dengar istilah white label dan private label? Dalam bisnis, kedua istilah ini memang banyak digunakan, khususnya bagi bisnis kecil yang masih berkembang. Nmun, tahukah kamu kalu white label dan private label memiliki arti dan penggunaan yang berbeda?

Seringkali dianggap sama, kedua strategi bisnis ini melayani tujuan dan kebutuhan bisnis yang berbeda.

Meskipun ada sedikit kesamaan, tapi kamu perlu tahu perbedaan manfaat dari keduanya, dengan begitu jika kamu ingin menggunakan white label atau private label dalam bisnismu kamu bisa memilihnya dengan tepat.

Singkatnya, white label dan private label secara umum memiliki konsep yang sama. Keduanya sama-sama strategi bisnis dengan cara membeli produk di produsen kemudian memberi merek sendiri pada produk tersebut.

Perbedaannya, white label berfokus pada pemberian merek baru saja oleh pengecer, tetapi tidak mengubah esensi dari produk yang diberikan oleh produsen.

Sementara dengan private label pengecer memiliki andil terkait produk yang nanti dihasilkan agar sesuai dengan keinginannya.

Tentu perbedaan ini memiliki hasil dan tujuan yang berbeda pula, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan bisnis kamu. Oleh karena itu, simak perbedaan keduanya seperti yang dilansir dari Smallbiztrens.com.

Baca juga: Perbedaan Bisnis Grosir dan Eceran, Kamu Pilih Yang Mana?

1.  Tujuan yang Dicapai

White label dan private label sama-sama membantu bisnis kecil untuk mulai berjualan tanpa harus memproduksi sendiri. Namun kamu perlu mengetahui apa tujuan yang ingin kamu capai untuk bisnis kamu, dengan begitu kamu bisa tahu lebih cocok mengaplikasikan strategi white label atau private label.

White label lebih cocok untuk bisnis kecil yang fokusnya untuk memasuki pasar lebih cepat dengan jangkauan yang lebih luas. Singkatnya, white label lebih siap untuk langsung berjualan.

White label lebih memudahkan kamu untuk segera meningkatkan penjualan, karena kamu hanya perlu menambahkan merek dari produk yang didapat dari produsen tanpa harus membuat formulasi baru terhadap produk tersebut. 

Sementara private label cocok digunakan untuk bisnis kecil yang ingin membangun merek dengan lebih kuat dan berkarakter. Fokusnya untuk memiliki bisnis yang dikenal karena keunikannya meskipun melibatkan produsen lain.

Private label membentuk formulasi baru sesuai dengan keinginannya untuk diproduksi oleh produsen. Kamu sebagai pengecer memiliki hak untuk menentukan kualitas, desain, hingga jumlah produk yang diproduksi dalam satu periode tertentu.

2. Modal Awal

Modal awal yang kamu butuhkan untuk white label cenderung lebih rendah dibandingkan private label.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Logo dan Merek Bisnis

Menggunakan white label artinya kamu membeli produk yang sudah dibuat oleh produsen kemudian menambahkannya dengan merek baru atau merek kamu sendiri.

Kamu tidak perlu mengeluarkan biaya lebih terhadap spesifikasi produk, oleh karena itu modal awal yang kamu keluarkan lebih murah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau