KOMPAS.com - Ingin berbisnis tapi tidak perlu melewati rangkaian kegiatan produsi sendiri? Kamu bisa menggunakan metode white label. Terlebih lagi untuk bisnis kecil yang ingin segera memasuki pasar tanpa harus memikirkan produksi.
Dalam bisnis, istilah white label diartikan sebagai metode membeli produk dari produsen kemudian memberi merek sendiri terhadap produk tersebut.
White label sangat menguntungkan untuk bisnis kecil, karena menghemat pengeluaran dan bisa langsung fokus pada kegiatan penjualan saja.
Jika kamu tertarik menggunakan metode white label, ada beberapa hal yang perlu kamu pelajari. Meskipun terlihat mudah karena membeli barang jadi dari produsen, tetapi kamu juga perlu cermat dalam memilih mitra dan menjalankan bisnis yang produknya berasal dari white label.
Berikut ini panduan dan tips untuk menggunakan metode white label dalam berbisnis, seperti yang dilansir dari Gramedia.com.
Baca juga: Panduan Sukses Berbisnis di Usia Muda, Cocok Untuk Pemula
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah memilih produsen. Perlu diingat, kamu hanya bisa membeli produk yang sudah jadi dari produsen. Dengan kata lain, kamu tidak bisa meminta standarisasi produk sendiri kepada produsen.
Oleh karena itu, pastikan kamu memilih produsen yang produknya memiliki kualitas baik dan minimal mendekati dengan standar produk yang kamu inginkan. Kamu tidak bisa sembarangan menjual produk yang kualitasnya buruk dengan alasan produk itu berasal dari white label.
Memilih produsen tidak hanya menilai dari segi produk yang dihasilkan saja, melainkan perhatikan juga sikap dari produsen tersebut. Bagaimana pun, white label membutuhkan kerja sama dan kesepakatan yang baik antara produsen dan pengecer agar bisa bertahan lama.
Selain itu, tips yang bisa kamu perhatikan adalah pastikan juga keamanan hukum dan legalitas dari produsen.
Usahakan ada kejelasan hukum dan keamanan jika akhirnya produk itu kamu tambahkan merek sendiri. Untuk itu, sebelum menentukan produsen kamu perlu teliti dan banyak mengumpulkan informasi terlebih dahulu.
Selain memilih produsen, kamu bisa lakukan survei produk seperti apa yang tinggi peminatnya untuk dipasarkan kembali. Tips yang bisa kamu lakukan ada bukan hanya survei berdasarkan segmentasi pasar, tapi juga lakukan survei hingga ke pesaing yang ada.
Baca juga: Panduan Praktis untuk Memulai Bisnis Tanaman Hias
Saat melakukan survei, cari tahu juga pesaing yang memasarkan produk serupa atau bahkan memasarkan produk yang sama persis karena satu produsen.
Dari hasil survei tersebut kamu bisa menarik banyak kesimpulan, mulai dari produk apa yang diminati pasar, sejauh mana ketatnya persaingan, hingga bagaimana strategi penjualan untuk bisnismu nanti.
Setelah mengetahui produk apa yang ingin kamu jual, selanjutnya adalah kamu bisa membeli produk dari produsen. Membeli produk white label cenderung lebih murah dibandingkan memproduksi sendiri. Oleh karena itu buatlah kesepakatan terbaik dengan produsen terkait harga produk.
Terlebih lagi kamu tentu membeli produk dalam jumlah yang cukup besar, dan kemungkinan kamu akan membeli supply produk dari produsen yang sama dalam jangka panjang untuk mempertahankan konsistensi bisnis.
Tips yang bisa kamu lakukan adalah coba usahakan menawar agar mendapat harga yang murah jika membeli dengan jumlah banyak dan menjadi langganan.
Namun, pastikan kamu menawar dengan harga yang saling menguntungkan agar antara produsen dan pengecer terjalin hubungan yang baik.
Pada dasarnya, dalam metode white label kedua pihak tetap saling diuntungkan. Produsen bisa fokus dalam kegiatan produksi dan tidak mengurus penjualan. Sementara pengecer bisa fokus dalam kegiatan penjualan dan tidak mengurus produksi.
Baca juga: 5 Panduan Membuat Logo Usaha untuk UMKM
Setelah membeli produk white label dari produsen, pengecer akan menambahkan mereknya sendiri. Mulai dari nama, stiker atau packaging, logo, dan lain sebagainya agar produk terlihat lebih menarik dan memiliki identitas.
Tips yang bisa kamu lakukan saat menambahkan merek sendiri adalah coba tonjolkan keunikan dari produk tersebut dari segi branding.
Mungkin ada banyak produk yang spesifikasinya sama persis karena itu salah satu risiko bisnis white label, tetapi kamu bisa memberikan branding yang lebih untuk menarik pembeli.
Setelah itu kamu bisa mulai memasarekan produkmu. Jika produk sudah habis terjual, kamu bisa kembali kepada produsen untuk mengulangi tahapan yang sama.
Tertarik untuk berbisnis white label?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.