Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Ekonomi Hijau, KemenKopUKM-Kurokawa Jepang Kenalkan Tungku Ramah Lingkungan

Kompas.com - 29/08/2024, 20:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

LEBAK, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Kurokawa Laboratory asal Jepang mengembangkan kemitraan di sektor ekonomi hijau dengan memperkenalkan tungku ramah lingkungan kepada para pelaku UMKM dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten pada 26-27 Agustus 2024.

"Inisiatif Kurokawa Laboratory ini sangat baik dalam meningkatkan kesadaran masyarakat rural tentang kesehatan mereka dan membuka peluang untuk pengembangan sektor Green Economy di kalangan UMKM," ucap Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Yulius, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (29/8/2024).

Pada tahap sosialisasi tersebut, dipaparkan terkait bahaya asap memasak yang dihasilkan dari tungku tradisional yang masih banyak menggunakan tungku tradisional berbahan bakar kayu.

Penggunaan tungku tradisional untuk sekali memasak, asapnya setara dengan menghisap 4.000 batang rokok, sebuah fakta yang mengancam kesehatan, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.

Baca juga: 4 Cara Mudah Membuat Bisnis Lebih Ramah Lingkungan

Masyarakat dan pelaku UMKM dalam program tersebut diperkenalkan dengan tungku memasak inovatif yang menggunakan pelet berbahan sekam padi, yang mampu mengurangi emisi asap hingga 80 persen.

Oleh karena itu, pengenalan tungku ramah lingkungan ini diharapkan dapat mengurangi risiko kesehatan serta membantu melindungi lapisan ozon.

Sekretaris Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Bagus Rachman, dalam kick off meeting di PLUT-KUMKM Banten, menambahkan bahwa pentingnya mendorong pengembangan inovasi ini agar manfaat ekonominya lebih luas dirasakan masyarakat.

“Penerapan tungku ramah lingkungan ini dalam industri rumah tangga memiliki potensi yang besar,” ucap Bagus.

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Kurokawa Laboratory asal Jepang mengembangkan kemitraan di sektor ekonomi hijau dengan memperkenalkan kompor inovatif ramah lingkungan kepada para pelaku UMKM dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten pada 26-27 Agustus 2024.Dok. KemenKopUKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Kurokawa Laboratory asal Jepang mengembangkan kemitraan di sektor ekonomi hijau dengan memperkenalkan kompor inovatif ramah lingkungan kepada para pelaku UMKM dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten pada 26-27 Agustus 2024.

Sementara itu, Prof. Motohiro Kurokawa dari Kurokawa Laboratory menjelaskan bahwa inovasi tungku yang diperkenalkan ini dapat mengurangi potensi kematian akibat asap serta mempermudah proses memasak di masyarakat rural.

"Penggunaan pelet sebagai bahan bakar, lebih praktis dan tidak memerlukan pemotongan seperti kayu bakar. Ini diharapkan menjadi solusi yang lebih sehat dan efisien," ujar Motohiro.

Baca juga: 3 Ide Bahan Baku Bisnis Souvenir yang Murah dan Ramah Lingkungan

Dalam acara ini, tim gabungan dari Kurokawa Laboratory yang terdiri dari 7 mahasiswa dari Takasaki City University, Jepang, serta tim dari KemenkopUKM dan PLUT-KUMKM, mengunjungi Koperasi Create Handycraft Innovation Product (CHIP) di Pandeglang.

Kunjungan itu untuk menjajaki potensi kemitraan rantai pasok di sektor ekonomi hijau. Ini menjadi langkah awal dalam memproduksi tungku dan pelet, khusus di Indonesia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau