JAKARTA, KOMPAS.com - Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya menggelar acara Fokus Grup Diskusi (FGD) Ke- dengan mengangkat tema Peran Agama dan Budaya Sebagai Sumber Inspirasi dan Praktik Dalam Pemberdayaan, Rabu 11 September 2024 di Jambu Luwuk Thamrin Hotel, Jakarta Pusat.
Agama dan kebudayaan dinilai memiliki peran penting dalam praktik baik dalam pemberdayaan termasuk sektor ekonomi.
Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengatakan Indonesia sebagai negara paling dermawan pada dasarnya memiliki nilai gotong royong untuk memperkuat persatuan antar umat beragama dan berbudaya khususnya dalam praktik pemberdayaan.
“Menurut Kementerian Koperasi, 98,7 persen entitas usaha di Indonesia itu usaha mikro, setiap hari kami melihat bagaimana perjuangan mereka berusaha untuk menyambung hidupnya. Untuk itu, kita semua harus bertindak dan tidak bisa diam saja. Dengan adanya persatuan seperti ini, komitmen kita harus lakukan dengan tindakan,” ujar Hadi dalam sambutannya, Rabu (11/09/2024).
Baca juga: Dompet Dhuafa Berkolaborasi dengan Peternak Lokal untuk Penuhi Hewan Kurban
Acara ini menghadirkan 15 narasumber, termasuk para tokoh-tokoh agama dan pemerhati budaya yang memaparkan keterkaitan peranan agama yang kemudian menjadi budaya dalam keseharian masyarakat Indoneisa, baik itu dalam aspek sosial hingga ekonomi.
Agama tidak hanya menyempurnakan dan menuntun umat manusia dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, melainkan menjadi rujukan pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Terkait hal ini, para narasumber memaparkan sudut pandangnya baik dari sisi agama, budaya, ekonomi, dan perspektif perempuan terhadap praktik pemberdayaan di Indonesia dalam FGD yang terbagi menjadi dua sesi.
Baca juga: Wakaferse Dompet Dhuafa Perkenalkan Manfaat Wakaf Produktif
Provinsial Sarekat Jesus Provinsi Indonesia, Peter Benedictus Hari Juliawan mengatakan, peran agama terhadap pemberdayaan yaitu menahan egoisme dan mendorong altruisme (sikap mengutamakan orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun).
“Potensi pemberdayaan dalam agama adalah menumbuhkan kepercayaan dan kesalingan. Hal ini karena agama sebagai komunitas yang digerakkan oleh kepercayaan, nilai-nilai, norma, praktik, dan identitas tertentu,” ujar Juliawan.
Sementara itu, narasumber lain yaitu Co-Founder dan CEO Mizan, Haidar Bagir menjelaskan mengenai konsep bazaar dalam kewirausahaan, yaitu salah satu sektor pemberdayaan ekonomi yang terlibat dalam perdagangan dan tidak di bawah kendali sistem perbankan negara.
“Di luar fungsi komersialnya yang murni, bazaar tradisional terdiri dari sistem lembaga sosial yang beragam. Selain itu, bazaar adalah tempat jihad pribadi yang di dalamnya pelayanan demi kebaikan Bersama dilakukan dan aturan moral Islam dipraktikkan,” kata Haidar.
Baca juga: Permudah Wakaf, Dompet Dhuafa Sediakan Berbagai Platform Digital
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari diskusi ini adalah dengan agama dan kebudayaan maka kita bisa memberdayakan orang lain. Selain itu, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat terutama yang marginal adalah hal yang mandatori di seluruh agama.
Dalam praktik penggunaan nilai agama dalam pemberdayaan bisa dengan mempetemukan nilai sosial dan budaya, salah satunya melalui konsep bazaar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.