Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per Agustus, PNM Mekaar Telah Salurkan Pembiayaan Ultra Mikro Rp 45 Triliun

Kompas.com - 30/09/2024, 11:50 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program PNM Mekaar per Agustus 2024 telah menyalurkan pinjaman modal sebesar Rp 45 triliun kepada 14,7 juta nasabah yang merupakan kaum ibu.

PNM Mekaar merupakan produk pinjaman modal dari PNM yang disalurkan kepada perempuan prasejahtera pelaku UMKM. Pinjaman modal yang diberikan antara Rp 2 juta hingga Rp 15 juta. Secara tahunan, penyaluran pembiayaan Mekaar meningkat 1,9 persen.

Pada tahun lalu, pembiayaan PNM Mekaar menembus Rp 70 triliun.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengatakan tahun ini target yang dicapai minimal sama dengan tahun lalu.

Baca juga: PNM Dorong Minat Baca Anak-anak Pelaku UMKM lewat Sudut Literasi Pantai Bansring

"Insyaallah minimal sama, tapi kalau lebih dari itu (Rp 70 Triliun) dengan sisa waktu yang ada hingga akhir tahun ini kayaknya belum dapat terlalu jauh," jelas Arief dalam kunjungan ke kelompok nasabah Mekaar di Banyuwangi, Jumat (27/09/2024). 

Nasabah PNM Mekaar merupakan ibu-ibu pelaku usaha ultra mikro yang ingin meminjam modal untuk memulai usaha ataupun mengembangkan usaha. Menurut Arief, penyaluran dana kepada ibu-ibu di rumah lebih efektif, karena perempuan lebih sensitif terhadap kondisi kesejahteraan keluarga.

Skema pembiayaan Mekaar menganut sistem tanggung renteng. Ibu-ibu yang ingin menjadi nasabah Mekaar perlu membentuk satu kelompok beranggotakan 10 orang. Tanggung renteng ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan membangun ekosistem yang saling mendukung.

Baca juga: Tiga Tahun Holding UMi, Jutaan Nasabah PNM Dapat Inklusi Keuangan

"Target Mekaar ini perempuan karena pertama, dari hasil kajian kami sebelum menggulirkan produk ini, ternyata kalau di kalangan miskin yang lebih efektif dalam memantau dan memonitor perkembangan ekonomi di rumah itu ibu-ibu. Kedua, karena kami ada program rekayasa sosial melalui model tanggung renteng, jadi membuat kelompok nasabah bukan hal yang aneh untuk mereka," jelas Arief.

Lebih lanjut Arief memaparkan, tanggung renteng ini sebagai upaya menghidupkan kembali akar budaya bangsa. Dengan tanggung tanggung renteng, kelompok nasabah Mekaar yang terdiri dari ibu-ibu ini saling tolong menolong, saling empati, membantu anggota yang kesulitan melunasi kewajibannya.

Angsuran pinjaman dibayarkan setiap minggu hingga dua minggu sekali melalu pertemuan kelompok nasabah Mekaar dengan Account Officer (AO) Mekaar. Pelunasannya juga berbeda-beda mulai dari satu hingga dua tahun.

Baca juga: Puluhan Disabilitas di Karawang Ikuti Pelatihan Barista oleh PNM

Melalui produk pinjaman PNM Mekaar ini, banyak nasabah ultra mikro yang kondisi perekonomiannya berangsur-angsur membaik. Seperti di Banyuwangi sendiri, khususnya kelompok di Kecamatan Kalipuro, ibu-ibu penjual sayuran pakis dan beternak kambing serta sapi berhasil menyekolahkan anak-anaknya.

Sukarsih (38), salah seorang nasabah PNM Mekaar di Banyuwangi awalnya meminjam Rp 2 Juta untuk memulai usaha menjual sayur dan beternak kambing di tahun 2017. Kini, Sukarsih menaikkan pinjamannya hingga Rp 10 Juta. Melalui pinjaman tersebut, kini Sukarsih berhasil menyekolahkan anaknya.

"Alhamdulillah sudah banyak perubahan sekarang. Dulu enggak mampu nyekolahin anak, di sini banyak yang putus sekolah seperti saya, tapi sekarang anak saya berhasil sekolah dudah sampai SMA," terang Sukarsih kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau