Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KemenKopUKM Ground Breaking Dua Pabrik Minyak Makan Merah di Kalbar

Kompas.com - 05/10/2024, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

"Untuk kebutuhan pembiayaan jika diperlukan dari kami ada LPDB KUMKM yang siap mendukung, tetapi dengan aset koperasi yang sudah sangat besar ini saya kira cukup untuk memiliki kemampuan mengundang lembaga keuangan," kata Zabadi.

Di tempat yang sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kalimantan Barat Ignasius IK mengapresiasi upaya dari KemenKopUKM yang memilih Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian dari pelaksanaan proyek pembangunan pabrik minyak makan merah berbasis koperasi.

Baca juga: KemenKopUKM Pastikan Minyak Makan Merah Hanya Dapat Diproduksi Koperasi Petani Sawit

Menurutnya pabrik tersebut menjadi tonggak sejarah baru dalam upaya mengangkat kesejahteraan masyarakat, terutama dari para petani sawit.

"Ini menjadi momen penting yang menandai langkah awal dalam menggali potensi sumber daya alam khususnya sawit yang melimpah. Semoga upaya ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Barat," kata Ignasius.

Zabadi berharap nantinya setelah pabrik minyak makan merah tersebut beroperasi akan mendorong peningkatan kontribusi koperasi di sektor riil terhadap pembangunan perekonomian dan terhadap PDB daerah.

Senada dengan itu, Pj Bupati Sanggau Suherman juga siap menyukseskan pembangunan pabrik minyak makan merah khususnya di Kabupaten Sanggau, dengan melakukan intervensi berupa perbaikan jalan dan infrastruktur lainnya.

Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar mobilitas barang, khususnya produk akhir yang dihasilkan koperasi.

Ignasius juga membenarkan keberadaan pabrik ini nantinya akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat, karena seluruh proses bisnis dari hulu ke hilir akan melibatkan para petani sawit yang merupakan anggota koperasi.

"Tidak bisa dipungkiri keberadaan pabrik ini sangat diharapkan kehadirannya. Maka dengan adanya pabrik ini saya berharap bisa memberi nilai tambah bagi petani sawit yang tergabung dalam koperasi, sehingga memperkuat posisi petani sawit dari rantai pasok," katanya.

Baca juga: Minyak Makan Merah Berpotensi Jadi Bisnis Baru Koperasi & UKM Lokal

Sementara itu Ketua Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh), Yohanis Cianes Walean mengatakan setelah pabrik pertama selesai dibangun, pihaknya berencana melakukan ekspansi untuk membangun dua pabrik lainnya yang masih di dalam satu klaster.

Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan penyerapan hasil produksi CPO dari petani yang mencapai 171 ton per hari.

"Untuk pabrik pertama ini kita masih piloting sehingga masih harus matang secara DED (detail engenering design) dan harus berhati-hati, nanti untuk pabrik kedua dan ketiga tinggal copy paste (saat pabrik pertama selesai dibangun)," kata Yohanis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau