Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keberhasilan Abon PS MAS Sejak 1993, Kualitas dan Relasi Jadi Kuncinya

Kompas.com - 17/10/2024, 18:36 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hammam Abdurrasyid (24), seorang pemuda asal Solo tersebut saat ini menjabat sebagai manajer dan penerus generasi ketiga di bisnis keluarga, PS MAS. Didirikan oleh kakek Hammam, Parto Suwito, nama PS MAS sendiri memiliki makna khusus. PS berasal dari inisial kakeknya dan MAS adalah singkatan dari Membuat Abon Sapi.

Perusahaan yang bergerak di bidang produksi abon sapi ini telah berdiri sejak tahun 1993, Hammam bercerita, dengan modal awal sebesar Rp 500.000 kakeknya mulai membangun bisnis abon sapi.

Memulai Bisnis Abon Sapi Bermodal Rp 500.000

Perjalanan PS MAS dimulai dengan memproduksi abon sapi pada awalnya. Seiring berjalannya waktu, ternyata binsis abon ini terus berkembang dan semakin banyak permintaan pasar yang masuk.

Baca juga: Cerita Kurnia Tarik Buyer Luar Negeri Lewat Jamur Tiram Krispi

Melihat potensi yang kian meningkat, akhirnya dibuatkan produk lain yaitu abon ayam, serundeng kelapa, dan dendeng sapi.

"Kami selalu merespons permintaan konsumen. Awalnya hanya abon sapi, lalu kami memperluas produk sesuai kebutuhan dan permintaan yang masuk, seperti serundeng dan abon ayam," kata Hammam kepada Kompas.com, (9/10/2024).

Tahun berganti tahun diiringi dengan perkembangan yang pesat, modal yang dulunya sebesar Rp 500.000 per hari kini telah meningkat signifikan. Hammam mengaku kini setiap harinya, PS MAS bisa mengeluarkan modal puluhan juta rupiah untuk membeli bahan baku, seperti daging sapi, daging ayam, dan kelapa parut.

Modal tersebut terus diputar setiap harinya karena rata-rata dalam sehari kapasitas produksi mereka bisa mengolah hingga dua kuintal daging baik daging sapi dan ayam. Hammam juga mengatakan, saat ini omzet PS MAS bisa mencapai sekitar Rp 200 juta per bulan.

"Kami selalu menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar, mengikuti prinsip supply and demand," tambahnya.

Produk abon PS MAS sejak 1993, kini telah lintas generasi sampai penerus ketigaKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Produk abon PS MAS sejak 1993, kini telah lintas generasi sampai penerus ketiga

Baca juga: Cerita Syarif Bisnis Kerajinan Kerang dan Menjadi Agregator Ekspor

Menjamah Pasar Lokal dan Internasional

PS MAS juga terus memperluas jangkauan pasarnya. Saat ini, mereka mempekerjakan sekitar 15 karyawan, di luar anggota keluarga yang terlibat aktif, termasuk Hammam. Total karyawan yang terlibat berkisar 19 orang.

Dengan pekerja yang solid dan dukungan penuh dari keluarga, terbukti produk-produk PS MAS berhasil dipasarkan secara lokal di berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Bali, Sumatera, hingga Kalimantan.

Mengingat sudah lintas generasi hingga sampai di penerus ketiga, tak perlu diragukan lagi tentu saja mereka telah memiliki jaringan yang tersebar di banyak kota besar di Indonesia. Hal ini juga membuat produk PS MAS mudah diakses oleh masyarakat di berbagai daerah.

Baca juga: Cerita Upit Pitrianingsih Rintis Bisnis Produk Buah Kering saat Pandemi

Tidak hanya di pasar domestik, PS MAS juga merambah pasar internasional. Meski tidak melakukan ekspor secara langsung, produk mereka telah berhasil menembus pasar luar negeri melalui pihak ketiga.

"Kami sudah ekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Thailand, Vietnam, dan Hongkong," ungkap Hammam.

Dengan keberhasilan yang telah diraih, PS MAS terus berkomitmen untuk menjaga kualitas produk dan memperluas jangkauan, baik di dalam negeri maupun di pasar global.

Semangat inovasi dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Hammam Abdurrasyid dan timnya membawa PS MAS menjadi salah satu produsen abon yang mampu mempertahankan eksistensinya.

Produk abon PS MAS sejak 1993, kini telah lintas generasi sampai penerus ketigaKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Produk abon PS MAS sejak 1993, kini telah lintas generasi sampai penerus ketiga
PS MAS juga bergabung menjadi UMKM Binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak tahun 2018, saat di bawah kepemimpinan generasi kedua, yaitu ayah Hammam.

Seperti yang diketahui bahwa YDBA membantu UMKM dalam mengembangkan bisnis, termasuk PS MAS. Hammam bercerita, manfaat menjadi binaan YDBA sangat dirasakan olehnya.

"Kami bisa memperluas relasi, menambah link, serta belajar dari teman-teman lain yang sudah lebih maju, bahkan sampai tahap ekspor," kata Hammam.

Baca juga: Cerita Arsani Membangun HOFI, Inovasikan Kopi Gula Aren dan Kopi Jamu

Pasalnya, YDBA memberikan banyak pembelajaran mulai dari cara berinteraksi dengan buyer hingga memahami strategi bisnis dari pelaku UMKM lain yang lebih senior. Menurut Hammam, hal-hal seperti ini sangat positif bagi perkembangan bisnisnya.

Fokus pada Kualitas dan Relasi Bisnis

Dalam menghadapi persaingan di industri abon yang cukup ketat,tetap fokus pada kualitas produk sebagai kunci utama keberhasilan PS MAS.

Tak hanya itu, menjaga hubungan yang baik dengan para pemasok bahan baku terutama pemasok daging turut menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran produksi mereka.

"Persaingan di produk abon memang banyak, tapi kami berupaya mempertahankan kualitas. Dari situ, kami bisa mempertahankan konsumen dan membangun hubungan yang baik dengan supplier serta mitra bisnis. Hubungan seperti ini menjadi bagian dari tali persaudaraan yang kami bangun" jelas Hammam.

Baca juga: Cerita Senoaji Bisnis Online, Berhasil Naikkan Omzet Hingga 800 Persen

Hammam Abdurrasyid, sebagai perwakilan PS MAS, juga memiliki harapan besar dari partisipasinya di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024.

Meskipun tidak menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi, Hammam berharap acara ini bisa membawa berbagai manfaat strategis bagi perkembangan bisnisnya.

"Harapan kami sederhana, yang penting bisa mendapatkan pengalaman baru, memperluas jaringan, menjalin kerja sama B2B yang lebih solid ke depannya, dan tentunya transaksi penjualan tetap menjadi target utama," harap Hammam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau