Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan, Ini Langkah Menteri Koperasi

Kompas.com - 14/11/2024, 18:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memaparkan langkah-langkah antisipasi dalam menyikapi kisruh koperasi susu di Boyolali dan Pasuruan. Budi memastikan pihaknya akan mengupayakan penyerapan produksi peternak dan koperasi susu oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) atau pabrik secara optimal.

"Kemenkop akan mengadakan pertemuan dengan usaha dagang koperasi di Boyolali pada Kamis, 15 November 2024. Dalam hal ini, Kemenkop akan berkoordinasi dengan koperasi susu dan IPS untuk menjamin penyerapan produksi," ujar Menkop Budi Arie dalam keterangan resminya, Kamis (14/11/2024).

Baca juga: Pengepul Susu di Boyolali Ditagih Pajak Rp 670 Juta, Ini Langkah Menteri UMKM

Budi menyebutkan Kemenkop berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengevaluasi regulasi impor susu. Menkop menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang menjadi sentra produksi susu segar untuk memonitor dan mengevaluasi pola pendampingan koperasi produksi dan perdagangan susu segar.

"Pemerintah juga akan mengimplementasikan program Makan Bergizi Gratis dengan salah satunya mengandalkan pasokan susu dalam negeri," tambahnya.

Untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi dan mendorong koperasi susu mulai memasuki rantai hilirisasi produk, Menkop menegaskan pihaknya sudah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk menyediakan pembiayaan bagi koperasi susu yang membutuhkan perkuatan modal.

Baca juga: Pembiayaan Koperasi dari LPDB-KUMKM Diklaim Berimbas Positif Untuk UMKM

"Saya meminta LPDB untuk mengambil langkah jangka pendek guna menyelesaikan masalah yang dialami Koperasi Produksi Susu Segar di Boyolali dan Pasuruan dan meminta LPDB mendorong kesiapan koperasi sebagai rantai pasok program Makan Bergizi Gratis," jelas Budi.

Langkah lain yang diambil adalah peningkatan standar mutu produksi koperasi susu melalui kemitraan dengan pabrik, baik dalam hal teknologi pengolahan hingga penyimpanan. Menkop juga menyoroti koperasi untuk mulai mengolah susu ke produk turunan, seperti yoghurt dan keju.

Budi menyebutkan, perlunya kerja sama antar lembaga, terutama dengan Badan Riset Nasional (BRIN), untuk mengembangkan bibit sapi unggul sehingga satu sapi perah bisa menghasilkan 32 liter per hari. Sementara itu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa produksi sapi perah di Indonesia masih rendah, hanya 8-12 liter per hari.

Baca juga: Menteri Koperasi Budi Arie Ungkap Tiga Target Utama Dalam 100 Hari Kerja

Menkop Budi juga mendorong gabungan koperasi untuk mendirikan industri pengolahan susu dengan produk skimmed milk powder (SMP), whole milk powder (WMP), dan whey yang dapat bersaing dengan produk impor.

“Tak ketinggalan, kita harus menggelar kampanye nasional untuk peningkatan konsumsi produk dan turunan susu,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono menambahkan, pembangunan pabrik pengolahan susu oleh koperasi akan didukung penuh, termasuk melalui peran LPDB KUMKM dalam pembiayaan.

Baca juga: Hingga Agustus 2024, LPDB-KUMKM Salurkan Dana Bergulir Rp 1,31 Triliun ke Koperasi

Menurut Ferry, pemerintah akan mengkaji ulang tarif bea masuk impor susu demi melindungi industri susu nasional. Baginya, boleh saja dikenakan tarif nol persen, tetapi harus ada insentif bagi koperasi dan peternak sapi lokal.

"Kami akan mengadakan pertemuan dengan IPS dan Kementerian Pertanian agar IPS dapat menyerap susu produksi peternak dan koperasi," tambah Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Program
UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

Program
Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau