Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Menggunakan Konsinyor dalam Bisnis dengan Sistem Konsinyasi

Kompas.com - 15/11/2024, 15:43 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah kamu dengar sistem konsinyasi dalam bisnis? Metode ini adalah pemilik barang (konsinyator) akan menitipkan barangnya kepada pihak lain (konsinyi) untuk dijualkan.

Dalam sistem konsinyasi, ada pula yang menggunakan konsinyor, yaitu pihak yang menyediakan produk untuk dijual oleh (konsinyi) tanpa harus melalui skema pembelian putus. Mungkin saja beberapa pelaku usaha (konsinyator) tidak memiliki jaringan konsinyi yang cukup sehingga membutuhkan peran konsinyor untuk mendistribusikan produk mereka.

Baca juga: Konsinyor: Penjelasan dan Perannya dalam Konsinyasi Bisnis

Sistem konsinyasi memang sering dianggap menguntungkan karena memungkinkan produk tersebar lebih luas tanpa beban biaya inventaris yang besar. Namun, menggunakan konsinyor dalam bisnis konsinyasi juga memiliki tantangan yang perlu diwaspadai oleh para konsinyator si pemilik barang.

Konsinyor memang memiliki beberapa fungsi dan peran yang bisa membantu bisnis dalam menjalankan sistem konsinyasi. Namun, jika kamu ingin melibatkan konsinyor, ada baiknya kamu pahami dulu berikut ini lima tantangan utama dalam menggunakan konsinyor dalam bisnis berbasis konsinyasi, seperti yang dilansir dari Gramedia.com,

Baca juga: Menerapkan Sistem Konsinyasi Bisnis, Harus Jelas dan Teliti

1. Risiko Barang Tidak Laku dan Penumpukan Stok

Salah satu tantangan utama adalah risiko barang tidak laku di tempat konsinyi. Ketika produk tidak terjual, konsinyi dapat mengembalikan barang tersebut kepada konsinyor, atau barang tetap berada di konsinyi.

Maka dari itu jika bisnis menggunakan konsinyor, dalam sistem konsinyasi tersebut pelaku usaha tidak langsung bertransaksi pembelian putus dengan konsinyi. Di sisi lain, konsinyor juga mungkin saja tidak berhasil mendistribusikan semua barang kepada konsinyi.

Tentunya hal ini bisa berdampak buruk pada bisnis, terutama jika barang yang dijual memiliki masa simpan yang terbatas atau musiman.

Baca juga: Sistem Konsinyasi: Definisi, Peluang, dan Keuntungannya untuk Pelaku Usaha

2. Pengelolaan Inventaris yang Tak Pasti

Penggunaan sistem konsinyasi menuntut konsinyor untuk mengelola inventaris di berbagai tempat penjualan. Ini bukanlah hal mudah, terutama jika konsinyor memiliki jaringan konsinyi yang tersebar luas. Pengelolaan stok yang tidak akurat bisa menyebabkan kelebihan atau kekurangan produk di setiap konsinyi.

Maka dari itu, pelaku usaha atau konsinyator juga perlu menyesuaikan inventaris stok barang dengan kemampuan konsinyor. Jangan lupa untuk persiapan terkait distribusi produk, karena mungkin saja akan ada biaya tambahan jika permintaan meningkat.

Baca juga: UMKMK Ingin Ekspansi Bisnis? Ketahui Jenis-jenis dan Contohnya

Namun, konsinyator juga perlu bersiap diri jika ternyata konsinyor kurang mampu melakukan pengelolaan inventaris dengan baik, misalnya kurang bisa mengatur untuk memenuhi stok di setiap konsinyi.

3. Ketergantungan dalam Menjaga dan Menjual Produk

Dalam sistem konsinyasi, pelaku usaha juga bergantung pada konsinyor dalam menjaga kualitas dan menjual produk mereka. Jika konsinyor tidak mempromosikan produk dengan baik atau tidak maksimal menjangkau jaringan konsinyi, maka peluang produk terjual akan menurun.

Perlu diingat bahwa dalam sistem konsinyasi, kepemilikan produk masih berada di tangan konsinyator, sementara itu konsinyor memang menjaga produk yang dititipkan tapi tidak memiliki kepemilikan atas produk tersebut.

Baca juga: Ketahui 4 Alasan Pentingnya Manajemen Aset

Selain itu, karena konsinyator menitipkan barang kepada konsinyor, ada saja kemungkinan jika konsinyor kurang mampu menjaga dan merawar produk sebelum sampai ke tangan konsinyi.

Masalah ini semakin menantang jika konsinyor memiliki banyak produk konsinyasi dari berbagai pelaku usaha. Pastikan konsinyor yang kamu ajak kerja sama ini memiliki komitmen untuk mendistribusikan produk kamu.

4. Risiko Kerusakan dan Kehilangan Produk

Tantangan lain yang sering dihadapi dalam bisnis konsinyasi adalah risiko kerusakan atau kehilangan produk, baik itu di tempat konsinyi maupun di tempat konsinyor. Ketika produk diserahkan ke konsinyi, konsinyor kehilangan sebagian kontrol langsung atas barang-barang tersebut.

Baca juga: Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Kolaborasi Bisnis

Hal yang sama juga terjadi antara konsinyator dan konsinyor. Saat barang sudah dititipkan kepada konsinyor, maka konsinyator kehilangan sebagian kontrol atas barang tersebut.

Hal ini menimbulkan risiko produk rusak akibat cara penyimpanan yang kurang tepat atau bahkan hilang dalam proses penjualan. Biasanya, perjanjian konsinyasi akan menentukan tanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan, tetapi tetap saja risiko ini bisa menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha.

5. Ketidakpastian Arus Kas dan Pembayaran Tertunda

Sistem konsinyasi membuat konsinyor hanya menerima pembayaran ketika produk terjual, sehingga arus kas bisnis menjadi tidak menentu. Jika produk tidak laku, konsinyor mungkin harus menunggu lama sebelum mendapatkan hasil penjualan.

Baca juga: Ketahui 4 Sebab Gagalnya Bisnis dengan Sistem Partnership

Tentunya ini juga akan berdampak bagi konsinyator, karena pembayaran dan penjualan melibatkan banyak pihak. Ini bisa menjadi tantangan bagi pelaku usaha yang mengandalkan pendapatan dari sistem konsinyasi untuk menutupi biaya operasional atau modal kerja lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau