Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Kompas.com - 02/12/2024, 15:30 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menekankan pentingnya konsep inklusivitas pada model bisnis UMKM di Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Kementerian UMKM Henra Saragih mengatakan, sudah saatnya UMKM memberikan dampak positif kepada lingkungan melalui model bisnis inklusif dan sekadar berorientasi pada keuntungan saja.

“Praktik bisnis inklusif merupakan konsep usaha yang memiliki manfaat nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Konsep bisnis inklusif juga sangat diperlukan untuk mendorong pengentasan kemiskinan ekstrem,” Ujar Henra saat membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Promoting Inclusive Business in Indonesia” di Bogor, Minggu (1/12/2024) seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Seed Paper Indonesia, Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Diskusi yang dihadiri oleh komunitas pengusaha, UMKM, koperasi, dan pembuat kebijakan tersebut, bagi Henra bisa menjadi sarana untuk memajukan praktik bisnis inklusif di Indonesia, sekaligus mendorong keterlibatan UMKM pada pembangunan berkelanjutan.

“Munculnya model bisnis inklusif juga bisa memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan, sekaligus mengemansipasi kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya,” kata Henra.

Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara yang terbagi ke dalam dua panel. Panel pertama membahas tentang strategi promosi dan arah kebijakan bisnis inklusif. Para pembicara sepakat tentang pentingnya adopsi konsep bisnis inklusif dalam kebijakan pengembangan UMKM.

Pada panel kedua, FGD membahas tentang peluang dan tantangan inklusif bisnis di Indonesia, dengan menghadirkan praktisi dan komunitas UMKM seperti APINDO hingga UKM Indonesia.

Tim Ahli UKM Indonesia Deasy Nurmalasari menyebutkan, Indonesia masih terkendala banyak persoalan sosial, utamanya terkait ancaman ketimpangan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan.

“Banyaknya masalah yang hadir, seharusnya juga menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis inklusif dan pengusaha sosial di Indonesia,” tutur Deasy.

Baca juga: Kisah Skinship Studio, Hadirkan Pengharum Ruangan yang Ramah Lingkungan

Senada dengan hal tersebut, Anggota Komite Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Inklusif APINDO Imam Fauzi menyatakan, banyak sektor yang sebenarnya potensial untuk dapat menerapkan konsep bisnis inklusif di Indonesia.

“Mulai dari pemberdayaan UMKM di sektor pertanian dan perikanan, kesehatan dan layanan sosial, teknologi digital, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang bisa menjadi ceruk pertumbuhan yang besar untuk bisnis inklusif,” kata Imam.

Imam berharap, dengan semakin gencarnya promosi model bisnis inklusif yang didukung dengan kebijakan pemerintah, bisnis yang berorientasi sosial dapat semakin tumbuh subur di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Pelindo Siapkan Gerai UMKM di Terminal Penumpang Tanjung Priok

Program
UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

UMKM Mitra Program Makan Bergizi Gratis Akan Dapat Modal Awal hingga Rp 500 Juta, Ini Syaratnya

Program
Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Pemkot Malang Fasilitasi Ekspor Produk Makanan Olahan UMKM ke Australia dan Selandia Baru

Program
Menkop Budi Arie Bentuk Pos Pengaduan Masalah Koperasi, Ini Lokasi dan Kontaknya

Menkop Budi Arie Bentuk Pos Pengaduan Masalah Koperasi, Ini Lokasi dan Kontaknya

Training
Kisah Ni Wayan Raba, 20 Tahun Layani Pesanan Kue Teratai untuk Imlek

Kisah Ni Wayan Raba, 20 Tahun Layani Pesanan Kue Teratai untuk Imlek

Jagoan Lokal
UMKM Kuliner Khas Nusantara 'Unjuk Gigi' di World Economic Forum Swiss

UMKM Kuliner Khas Nusantara "Unjuk Gigi" di World Economic Forum Swiss

Program
Menteri UMKM Sebut Gerakan HMI dan KAHMI Tak Cukup Pendekatan Politik, tapi Harus Geser ke Kewirausahaan

Menteri UMKM Sebut Gerakan HMI dan KAHMI Tak Cukup Pendekatan Politik, tapi Harus Geser ke Kewirausahaan

Program
UMKM Sumbang 60 Persen PDRB Depok, Lalu Apa Program Dukungan dari Pemerintah?

UMKM Sumbang 60 Persen PDRB Depok, Lalu Apa Program Dukungan dari Pemerintah?

Program
Tingkatkan Daya Saing, Menteri UMKM Dorong Pemda Replikasi Rumah Kemasan

Tingkatkan Daya Saing, Menteri UMKM Dorong Pemda Replikasi Rumah Kemasan

Program
UMKM Cerutu Temanggung Didorong Tingkatkan Skala Produksi dan Pemasaran

UMKM Cerutu Temanggung Didorong Tingkatkan Skala Produksi dan Pemasaran

Program
BRI UMKM Expo(rt) Ditargetkan Catat Transaksi Rp 1,4 Triliun

BRI UMKM Expo(rt) Ditargetkan Catat Transaksi Rp 1,4 Triliun

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau