Sebagai contoh, apabila produk yang dijual menggunakan kemasan plastik cukup tebal, maka hindari penggunaan mesin segel dengan segel cukup tipis. Pasalnya, segel tipis ini tidak mampu memberikan perlindungan cukup maksimal. Bisa saja dalam proses distribusi segelnya terbuka.
Perhatikan juga plastik yang akan disegel sudah dalam keadaan bersih, tidak ada bercak minyak maupun kotoran di bagian yang akan segel. Selain itu, cek apakah plastik tidak terlipat, tidak miring saat disegel.
Bahan plastik sangat menentukan daya tahan produk yang dijual. Sebagai contoh, produk kopi bubuk bisa tahan lama apabila menggunakan kemasan aluminium daripada nylon.
Jadi, pemilik UMKM harus paham bahwa setiap makanan memiliki keunikan dan ciri khas. Komposisi di tiap produk akan memberikan perbedaan di setiap pengemasannya.
Baca juga: Tak Sembarangan, Berikut Jenis Kemasan yang Perlu Diketahui Pemilik UKM
Bahan kemasan plastik aluminium dan nylon sangat direkomendasikan untuk digunakan di berbagai makanan kemasan.
Dalam proses pengemasan kebersihan harus dijaga. Produk makanan kemasan bisa dengan mudah terkontaminasi apabila lingkungannya tidak mendukung.
Cara preventif agar kebersihan tetap terjaga saat proses pengemasan yaitu:
Dalam menjual makanan kemasan, penting memperhatikan suhu penyimpanan produk. Apalagi produknya adalah makanan beku. Hindari meletakkan produk di tempat terlalu basah, kering, lembap hingga terpapar sinar matahari langsung.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Minuman Kemasan Praktis
Kenali karakteristik bahan dan produk yang akan dijual, sehingga penempatannya bisa di suhu yang tepat. Penempatan suhu penyimpanan bisa juga ditulis di kemasan agar pembeli paham untuk soal penyimpanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.