Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampaknya jika Bos Tidak Adil ke Bawahan

Kompas.com - 07/03/2022, 09:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup ini memang kadang tidak adil. Pun di dunia kerja. Ada saja perlakuan tidak adil dari atasan kepada bawahannya.

Apa kamu pernah atau sedang mengalaminya? Beban kerja yang kamu pikul lebih berat dan lebih banyak ketimbang rekan kerja dalam satu tim.

Rasanya ingin berteriak, tapi tak mampu. Ingin berontak, tapi tak kuasa. Akhirnya hanya bisa pasrah menerima nasib dengan seabrek tanggung jawab pekerjaan.

Walaupun kamu bisa mengatasi setumpuk tugas yang diberikan. Namun tetap saja ada titik di mana jengah dengan sikap tidak adil si bos.

Baca juga: Cara Melakukan Riset Pasar untuk Menangkan Persaingan

Ketidakadilan dalam pembagian kerja nyatanya bisa membawa dampak negatif bagi bawahan maupun untuk perusahaan. Apa saja itu? Berikut ulasannya, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Merasa tertekan

Ketika kamu ‘dihujani’ dengan pekerjaan terus menerus, tanpa henti karena beban kerja yang terlalu banyak diberikan atasan dibanding rekan kerja, maka akan menimbulkan tekanan psikologis atau stres.

Lelah fisik dan mental. Sehingga dapat membuatmu kewalahan untuk menyelesaikan pekerjaan di hari-hari berikutnya. Kinerja kamu bakal kedodoran karena produktivitas yang menurun.

Jika produktivitas turun karena stres atau tertekan, kamu tidak akan maksimal dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pada akhirnya, berdampak juga kepada perusahaan, seperti capaian target penjualan anjlok, traffic pembaca berkurang, keuntungan turun drastis, dan sebagainya.

2. Bawahan minta naik gaji

Karena merasa pekerjaan kamu lebih banyak dibanding rekan kerja yang lain, kamu akan menuntut kenaikan gaji. Dalam hal ini, bisa menimbulkan pikiran negatif, mungkin saja rekan yang kerjanya santai, gajinya lebih besar.

Jika ketidakadilan bisa terjadi pada pembagian kerja, maka mungkin juga terjadi dalam persoalan gaji. Kamu tentu tidak akan ikhlas bila benar kondisinya demikan.

Kamu akan selalu minta kenaikan gaji secara langsung maupun tidak langsung kepada atasan dan perusahaan. Dalam hati, kamu akan berkata, kalau gaji sampai tidak naik, bakal resign.

Resign dapat menjadi ultimatum agar atasan bereaksi untuk mempertahankanmu. Jika kamu menyodorkan surat resign, maka atasan akan berusaha menanyakan yang menjadi keluh kesahmu.

Mungkin saja selama ini atasan tidak sadar telah bersikap tidak adil kepada kamu. Sehingga dengan rencana resign dapat menjadi pengingat kekhilafannya.

Dengan demikian, atasan akan memperbaiki kesalahannya untuk berlaku adil, serta menaikkan gaji agar kamu tetap bekerja di perusahaan. Apalagi bila kamu salah satu karyawan teladan dan super andalan.

Baca Juga: Rekan Kerja Penjilat? Atasi Pakai 7 Cara Ini

3. Citra perusahaan menjadi buruk

Penyebab buruknya citra perusahaan bukan hanya karena produk maupun layanan yang kurang memuaskan, tetapi juga ketimpangan yang terjadi di dalamnya.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau