Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Perempuan Pelaku UMKM Berbagi Cara Bertahan di Tengah Pandemi...

Kompas.com - 15/03/2022, 07:39 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Lebih dari 20 perempuan pelaku UMKM berbagi pengalaman mereka bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Mereka di antaranya adalah Yovita Y Ramly dan Riska Rachmawati. Dalam paparannya, mereka menyampaikan bahwa kunci keberhasilan bertahan selama pandemi yakni terus berinovasi.

“Tentunya kemampuan untuk berkolaborasi dengan para komunitas juga penting. Karena itu bisa menumbuhkan geliat ekonominya,” ujar Yovita dalam acara Creative Market di Bandung, Senin (14/3/2022).

Baca juga: Banyak UMKM di Daerah yang Kesulitan Mengurus Izin, Ini Penyebabnya

Owner Kalapa Indung, Tini Gustini mengatakan, hingga kini masih ada masyarakat yang memandang sebelah mata para pelaku UMKM karena menganggap produknya tidak berkualitas.

Kondisi ini sangat miris. Itulah mengapa pihaknya membentuk Perkumpulan Kepala Keluarga (Pekka) untuk melakukan pendampingan dengan membuat Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

“Karena dengan melakukan dan membuat produk yang baik maka akan didapatkan hasil yang baik pula,” tutur ketua Pekka tersebut.

Tentunya ini membutuhkan kesabaran, tangguh, serta ulet. Sudah menjadi hal yang mutlak bagi para pelaku usaha untuk selalu melebarkan sayap, bersilahturahmi, bersinergi, berkolaborasi, dan berinovasi, karena menyerah bukan pilihan.

Tips Tembus Pasar Global

Sementara itu, Ketua Prodi ManajemenIndustri Katering Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dewi Turgarini mencatat beberapa hal penting untuk pengembangan UMKM khususnya bagi para perempuan pelaku UMKM.

Pertama, bila ingin menembus pasar internasional terdapat jejaring di negara Qatar yang sudah memiliki Bandung Store di Kota Doha.

Baca juga: Cara Membangun Bisnis agar Menjadi “Ladang Uang”

Begitupun di Jerman, terdapat komunitas warga negara Indonesia yang sudah mampu menjual beragam produk UMKM dan menjadi usaha di masa depan.

Kedua, para pelaku usaha saat ini sibuk membuat produk. Untuk itu perlu kolaborasi dengan komunitas milenial dalam membuat konten media sosial.

Ketiga, pendampingan khusus bagi pengusaha UMKM kuliner tradisional untuk memperkuat story telling produk gastronomi dari hulu ke hilirnya.

Keempat, bila ingin sukses dalam berbisnis perlu disinergikan kerja sama dengan nona helix atau sembilan stakeholder, di antaranya penikmat, supplier local, para pemerhati, kaum akademisi, asosiasi, LSM, hingga media teknologi informasi digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau