JAKARTA, KOMPAS.com - Warung nasi kini dapat dengan mudah dijumpai. Setiap jarak 100 sampai 500 meter, pasti ada warung yang menyediakan aneka lauk pauk untuk makan pagi, siang, dan malam dengan harga murah meriah.
Merek warung nasi paling populer adalah "warteg" alias "warung tegal". Sesuai namanya, warung makan sederhana ini kebanyakan dimiliki orang Tegal, Jawa Tengah. Namun saat ini, siapapun bisa membuka warung nasi mirip konsep warteg.
Potensinya bagaimana? Jangan ditanya.
Prospeknya sangat menjanjikan dan menguntungkan. Pasarnya besar, setiap orang butuh makan dan minum, bukan hanya kalangan masyarakat menengah ke bawah, tetapi kalangan atas pun banyak yang makan di warteg.
Ingin tahu modal dan tips membuka usaha warteg, simak penjelasannya berikut ini seperti dikutip dari Cermati.com.
Sewa tempat di lokasi strategis sebulan Rp 2.500.000; peralatan masak, makan, dan lainnya untuk usaha Rp 3.500.000; belanja bahan baku makanan dengan memperhitungkan kenaikan harga bahan pangan Rp 500.000 per hari (Rp 15.000.000 per bulan); biaya tak terduga Rp 1.000.000. Total modal Rp 22.000.000.
Asumsi dalam sehari laku 60 porsi dengan harga makanan Rp 15.000, maka omzet Rp 900.000. Dikalikan 30 hari, berarti Rp 27.000.000. Pendapatan kotor sebulan ini dikurangi modal, maka keuntungan di bulan pertama adalah sebesar Rp 5.000.000.
Keuntungan tersebut akan lebih besar bila kamu dapat menjual lebih banyak porsi makanan dan minuman. Di bulan kedua pun potensi untung semakin besar, sebab tidak perlu lagi membeli peralatan memasak.
Biaya-biaya di atas bisa ditekan lebih kecil bila kamu menggunakan peralatan masak yang ada di rumah, memilki rumah di depan jalan raya sehingga tidak perlu sewa tempat, serta kenal suplier bahan pangan yang dapat memberi harga murah.
Baca Juga: Trik Hemat Belanja dengan Cashback dan Promo Diskon
Meski tampak sederhana, usaha kaki lima warteg harus dijalankan dengan rencana yang matang. Supaya dapat bersaing dengan kompetitor dan bisnis berkembang pesat sampai bisa buka cabang baru. Berikut tips memulai usaha warteg:
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai usaha warteg adalah mencari tahu dan menentukan siapa target pasar kamu. Apakah mahasiswa, pekerja kantoran, buruh bangunan, masyarakat sekitar rumah dan tempat usaha, atau lainnya.
Dengan cara ini, kamu dapat menyajikan menu makanan yang pas sesuai target konsumen. Misal, kalau pekerja kantoran, siapkan menu modern dan kekinian, seperti cah daging sapi lada hitam, ayam saus mentega, sayur sop, soto ayam, cumi sambal balado, dan sebagainya.
Jika menyasar mahasiswa, kamu dapat membuat menu makanan yang harganya terjangkau, atau menawarkan menu paket. Contoh paket nasi rames plus minum es teh manis seharga Rp 10.000.
Sama seperti berjualan barang lain, menjajakan makanan ala warteg harus di lokasi strategis, seperti pinggir jalan raya agar mudah ditemukan. Orang yang lalu lalang juga bisa dengan mudah makan di tempat kamu. Jadi, tidak terletak di gang sempit yang hanya diketahui warga sekitar.
Berjualan di lokasi yang strategis akan dapat memudahkan untuk perkenalan warteg baru, mendekatkan tempat usaha dengan target konsumen yang dituju, mudah terlihat, dan meningkatkan penjualan.