Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasutri asal Purworejo, Budidaya dan Jual Anggrek Spesies Langka hingga Beromzet Jutaan Rupiah

Kompas.com - 24/07/2022, 14:00 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com – Anggrek spesies adalah anggrek yang hidup di alam liar dan terkenal sangat sulit untuk dibudidayakan. Namun, kesulitan itu tak menghalangi Dwi Purwaningsih dan suaminya untuk terus mengembangkan tanaman yang mulai langka ini.

Dwi tinggal di Desa Giyombong, Bruno, Purworejo, Jawa Tengah sebagian besar wilayahnya adalah hutan yang merupakan habitat alami anggrek spesies. Hal ini membuat desa ini menjadi penghasil anggrek spesies terbesar di wilayah Purworejo.

Setiap pagi Kang Bikin, panggilan akrab suami Dwi, pergi ke hutan dengan semangat untuk mencari induk anggrek yang kini mulai sulit didapatkan. Tak jarang untuk mendapatkan satu indukan anggrek, ia harus menelusuri hutan belantara Desa Giyombong sejauh lima kilometer.

Kang Bikin, berangkat pukul 08.30 WIB dan pulang sore hari. Di sela-sela mencari anggrek, ia juga sembari mencari rumput untuk pakan ternak miliknya. Saat Kang Bikin mencari anggrek di hutan, Dwi merawat 70 jenis anggrek spesies yang telah dikumpulkan di rumah.

"Yang dapat dari Hutan di Bruno sendiri ya ada sekitar 30-an jenis anggrek," kata Dwi saat menunjukkan koleksi anggrek miliknya pada Sabtu (23/7/2022).

Untuk menampung anggrek, pasangan suami istri membuat rumah khusus dari bambu berukuran 6x2 meter dan beratap plastik di depan rumahnya. Di sana, Dwi menyimpan seluruh koleksi anggrek miliknya sejak dua tahun lalu.

Dwi bersama suaminya sedang mengembangkan beberapa spesies anggrek. Adapun jenis yang dikembangkan yaitu Scerliana, Bulbophyllum ecornutum, Coelogyne spesiosa, Epigenium triflorum, Phalaenopsis venosa, Phalaenopsis Cornucervi, Dendrobium liniale blue, Cymbidium goldenboy, Coelogyne peltates, Coelogyne asperata, Dendrobium spektabile, Dendrobium stratiotes, dan Coelogyne tomentosa s

"Kami juga punya Phalaenopsis Agusi, Phalaenopsis zebrina, Lowii jawa, Dendrobium mirbelianum, dan Phalaenopsis Violacea," katanya

Tak hanya anggrek spesies, melainkan Dwi juga punya anggrek hibrida. Namun, ia mengaku anggrek hibrida hanya sebagai untuk pelengkap bagi orang-orang yang mencari anggrek hibrida.

Anggrek hibrida adalah tanaman anggrek yang tumbuh dan berkembang dengan adanya campur tangan manusia, baik disilangkan antar kultivar, populasi atau antar galur dalam satu spesies.

Di tengah pandemi Covid-19, merawat dan mengembangbiakkan tanaman hias bisa menjadi alternatif baru kegiatan di rumah. Apalagi, banyak orang-orang yang bekerja di rumah saat pandemi Covid-19. Dwi menyebutkan, permintaan anggrek spesies miliknya meningkat pada masa pandemi Covid-19.

Salah satu koleksi anggrek milik Dwi Purwaningsih di rumahnya di kawasan Desa Giyombong, Bruno, Purworejo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/7/2022). Ia membudidayakan dan menjual anggrek di rumahnya.KOMPAS.com/BAYU APRILIANO Salah satu koleksi anggrek milik Dwi Purwaningsih di rumahnya di kawasan Desa Giyombong, Bruno, Purworejo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/7/2022). Ia membudidayakan dan menjual anggrek di rumahnya.

Dalam pemasarannya, Dwi mengaku memanfaatkan sistem online. Anggrek spesies miliknya sudah terjual hingga Papua, Sumatera, Kalimantan dan Bali. Setiap minggu, 3-8 tanaman anggrek miliknya laku terjual.

"Jawa, Bali, Sumatera itu yang banyak membeli anggrek spesies kami," kata Dwi.

Dalam merawat anggrek, ibu dua anak ini mengaku tak terlalu kesulitan. Wilayah Desa Giyombong tempat Dwi tinggal merupakan habitat terbaik yakni dataran tinggi. Anggrek di tempatnya hanya perlu disiram 3-4 hari sekali dan dipupuk jika diperlukan.

Usaha yang sudah dimulai sejak tahun 2018 ini menjadi peluang bisnis baru yang menjanjikan. Setiap bulannya, ia dapat menghasilkan omzet sekitar Rp2-4 juta dari penjualan anggrek.

Harga anggrek milik Dwi ini bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga Rp700.000 tergantung dari jenis dan banyaknya tangkai atau daun dari anggreknya sendiri.

"Kalau diambil pastinya sekitar Rp2 juta pasti dapat. Di bulan-bulan tertentu bisa lebih banyak," ujar Dwi..

Selain memasarkan secara online, banyak juga pencinta anggrek yang datang ke rumahnya untuk membeli Bahkan, pengunjungnya tak hanya warga Purworejo, melainkan juga dari luar kota seperti Wonosobo, Kebumen, Magelang dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau