KOMPAS.com - "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh." Pepatah ini bisa diartikan bahwa bila kita bekerja sama atau berkolaborasi dapat membuahkan hasil lebih baik, dibanding bekerja sendiri.
Pepatah tersebut menjadi salah satu latar belakang lahirnya kelompok ibu-ibu, seperti D’Ketan dari Depok dan Tenda 7 Sprinkles dari Bogor.
Melalui program Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag: Bersama Majukan UMKM Indonesia, kedua kelompok itu dapat membuktikan bagaimana kerja sama, kolaborasi, kekompakan, dan inovasi, membuat mereka bisa mencapai kemandirian finansial.
Kelompok pertama, D’Ketan terdiri dari para peserta Dapur Ibu Bersama®, yang tinggal di wilayah Kota Depok, Jawa Barat (Jabar).
Untuk diketahui, Dapur Ibu Bersama merupakan bagian dari program Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag®: Bersama Majukan UMKM Indonesia.
Program tersebut adalah hasil kolaborasi antara PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dan Komunitas Ibu Profesional.
Baca juga: Frisian Flag Indonesia dan Shopee Kumpulkan Donasi Rp 1.6 Miliar
Salah satu anggota D’Ketan, Ari Falatika Suheni mengatakan bahwa nama kelompoknya terinspirasi dari lokasi tempat tinggal anggota yang berada di satu kota yang berdekatan.
Nama D’Ketan, sebut dia, juga terinspirasi dari filosofi ketan yang lengket sebagai bahan utama pembuatan salah satu kuliner khas Depok, yaitu dodol.
“Kami ingin kelompok ini tetap lengket, kompak, dan selalu menjaga tali silaturahmi,” kata Ari Falatika dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (26/9/2022).
Ari Falatika mengungkapkan, D’Ketan dikenal sebagai kelompok yang inovatif.
Sebelum ada berbagai acara bazar, kata dia, D’Ketan sudah menginisiasi projek Bersama Setenda.
Lewat projek itu, D’Ketan mempelajari produk di program Dapur Ibu Bersama untuk kemudian kulik dan mereka kembangkan. Contohnya, mereka mendesain resep kentang mustofa dengan tingkat kepedasan dari level 0 sampai 3.
Baca juga: Resep Donat Kentang Kayu Manis, Sajikan Bersama Teh atau Kopi
“Kunci rahasianya adalah kekompakan dan konsistensi mengadakan kegiatan bersama,” ucap Ari Falatika.
D’Ketan diketahui juga rutin mengadakan latihan memasak bersama. Contohnya, latihan membuat kentang mustofa, pie susu, pie buah, maupun sosis solo yang kulitnya tidak gampang pecah.
Dari latihan dan masak bersama itu, mereka membuat standarisasi sehingga pada praktiknya setiap menu yang dibuat secara individual memiliki standar yang sama.
Selain latihan, D’Ketan juga rutin mengadakan pertemuan secara daring, dan berbagi informasi bazaar. Penjualan dilakukan melalui Instagram maupun status WhatsApp tiap-tiap anggota atau di bazar-bazar.
Apabila ada pesanan, D’Ketan biasanya membagikan pekerjaan secara merata kepada para anggota.
“Kalau ada orderan, kami bagi rata. Seperti waktu itu kami mendapat pesanan 100 boks makanan ringan. Kami lalu bagi rata, siapa yang membuat sosis solo, pie, dan sebagainya. Termasuk hasil, kami lakukan bagi hasil. Sejauh ini penjualannya alhamdulilah. Lumayan!,” ujar Ari Falatika.
Baca juga: Cara Menggunakan Tanaman Bambu Rejeki untuk Feng Shui Baik
Meski rezeki kelompok tersebut mengalir, mereka juga tak menampik jika terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Permasalahan itu seperti menyamakan persepsi dan menemukan jalan keluar dari pendapat yang berbeda-beda.