JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai pasar e-commerce terus membesar sehingga potensial untuk dimanfaatkan pelaku UMKM meningkatkan skala bisnisnya.
Head of Seller Development and Sales Operations Lazada Stefan Winata mengatakan, di Indonesia nilai pasar e-commerce bertumbuh sangat besar dan mewakili setengah dari total nilai pasar e-commerce Asia Tenggara.
Pada 2019 nilai pasar e-commerce sekitar Rp 400 trilliun dan diproyeksikan dapat mencapai lebih dari Rp1.444 triliun pada tahun 2025.
“Dari banyaknya angka tersebut, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM kita adalah kemampuan beradaptasi para pelaku UMKM di ranah digital yang pastinya berbeda dengan offline. Karenanya Lazada hadir untuk menjawab tantangan tersebut,” ujarnya di acara Bincang UMKM: Strategi Bisnis Sukses di Era Digital yang diselenggarakan Lazada bersama Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Stefan menjelaskan, Lazada mempunyai misi untuk mempercepat perkembangan di Asia Tenggara melalui teknologi dan perdagangan.
“Kami menjadi platform yang tepat untuk berjualan online karena mempunyai jutaan pelanggan di Lazada. Bukan hanya itu, setiap bulan tim market kami melakukan aktivasi online dan offline untuk menarik pelanggan baru ke platform kami,” Kata Stefan.
Selain itu, Lazada terus meluncurkan program baru seperti NAIK KELAZ, Lazada University, dan program Seller Baru Untuk mendukung semua seller agar bisa berjualan online.
Stefan merasa sangat bahagia dan bangga bisa meluncurkan program Seller Baru yang secara khusus dapat membantu UMKM berjual online di Lazada.
Baca juga: Teten Masduki Ajak Influencer Promosikan Produk Lokal
“Melalui program ini kami juga memberikan bocoran setiap bulannya mengenai produk-produk yang paling laris dan paling trending, gratis biaya ongkir untuk dua bulan pertama, dan memberikan gratis biaya komisi penjual untuk tiga bulan pertama,” Kata Stefan Winata dalam acara Bincang UMKM : Strategi Bisnis Sukses di Era Digital pada Rabu (20/9/2023).
“Bukan hanya itu, kami juga memberikan subsidi program iklan di Lazada karena kita tahu berapa pentingnya traffic itu buat para pelaku UMKM dan kami juga memberikan 90 hari pendampingan untuk memberi pelajaran mengoptimalkan toko di Lazada,” Lanjutnya.
Melalui Lazada University, Lazada memberikan pengetahuan dan keterampilan secara online dan offline agar para seller sukses dalam berjualan di platform Lazada.
Baca juga: Pedagang Tanah Abang Keluhkan Penjualan Turun Drastis, MenkopUKM Sebut akibat Kalah Saing
Seperti kisah Haykal Kamil, CEO Brand Fashion ZM (Zaskia Mecca) yang telah bergabung dengan Lazada pada tahun 2018.
“Saya diajarin sama Lazada mulai dari planning, harga produk, apa yg harus di produksi, stok produksi, dan diajarin keyword yang tepat untuk mengikuti algoritma,” Ujarnya.
Bukan hanya Haykal, terdapat juga Vio dan Fejri yang merupakan founder dari VONA yang merasakan manfaat dari bergabung dengan Lazada sejak tahun 2013.
Baca juga: Kisah Sukses Isa Juarsa Membangun Bakso Rusuk Joss hingga Punya Puluhan Cabang
“Nama Vona terinspirasi dari bahasa Islandia yang berarti harapan, sama dengan harapan kami yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain,” Kata Vio.
“Kami diajarkan banyak hal setelah bergabung dengan Lazada, mulai dari diajarkan desain produk, proses produksi, hingga pemasaran. Karenanya, omset kita mulai mengalami peningkatan yang cukup drastis,” Kata Vio pada Rabu (20/9/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya