MALANG, KOMPAS.com - Pemasaran produk melalui channel digital pada era saat ini sudah seperti kewajiban untuk meningkatkan penjualan. Namun demikian, masih banyak butik yang bertahan hanya berjualan secara offline yakni di toko sehingga penjualan kurang maksimal.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si ketika dikukuhkan menjadi profesor mengungkapkan bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap loyalitas seorang konsumen.
Dalam orasi ilmiah berjudul "Model Perilaku Konsumen Digital Boutique", dia meneliti bagaimana 10 butik yang berada di Kota Malang mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Mendorong Transformasi Desa menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru
"Bisnis butik merupakan salah satu bentuk usaha ritel, dimana pengembangan usaha akan bergantung dari jumlah penjualan dari pakaian. Dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan di era digital, bisnis butik perlu melakukan pembaruan terhadap strategi pemasaran," katanya, Minggu (10/12/2023).
Fatchur mengatakan, seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, membuat pengusaha butik perlu memikirkan inovasi yang lebih canggih dalam memasarkan barang dagangannya.
Perubahan perilaku pelanggan di era digital, mendorong pengelola bisnis untuk melakukan penyesuaian terhadap perencanaan strategis dan bentuk implementasinya dalam rangka menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu strategi yang umum dikembangkan oleh pengelola usaha butik di era digital yakni menciptakan ruang belanja digital melalui webstore atau e-marketplace. Selain itu bisa dilakukan dengan cara mengiklan di sosial media.
Menurutnya, kegiatan dalam menerapkan strategi digital marketing harus tepat sasaran, efektif dan secara all out. Sehingga, seperti desain, layout, kata-kata dan lainnya harus benar-benar matang dipikirkan.
"Yang pengaruhnya paling kuat, mereka yang bisa menyusun tata letak dari tempat mereka menjual secara online yang menarik konsumen, jadi konsumen menjadi tertarik apa saja yang dilihat disitu, kemudian dia memilih-milih produk yang diinginkan," katanya.
Selain itu, penting untuk mencantumkan informasi lengkap terkait produk yang dijual, sehingga pembeli dapat memilih dan membeli barang sesuai dengan kebutuhannya.
Baca juga: 6 Tips Sukses Memulai Bisnis Bengkel Motor Listrik
"Misal kalau mau membeli gadget terlebih dahulu evaluasi, mencari tahu informasi lengkap, seperti itu yang mempengaruhi calon pembeli itu mereka bisa memilih," katanya.
Fatchur mengatakan, untuk menerapkan digital marketing secara all out memang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Hal ini karena diperlukan adanya orang yang kompeten dalam bidang tersebut.
Kurangnya kompetensi di bidang digital membuat pelaku usaha butik di daerah-daerah kota besar seperti di Jakarta atau Surabaya masih memilih melakukan penjualan secara offline.
"Maka harus ada modal yang dikeluarkan untuk pemasaran," katanya.
Meski begitu, bila digital marketing benar-benar diterapkan maka bisa meningkatkan penjualan sekitar 50 persen.
"Dengan digitalisasi itu bisa meningkatkan 50 persen, daripada tidak menerapkan, karena pasarnya lebih luas, kalau semula di Kota Malang, dengan adanya digitalisasi maka toko-toko menjadi dikenal masyarakat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.