JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan jadul atau makanan zaman dulu ternyata bisa menjadi peluang bisnis yang tepat di masa sekarang.
Salah satu makanan jadul yang dapat dijadikan peluang usaha, yaitu kembang goyang dan ting-ting.
Kartini (42) mencoba mengembangkan makanan jadul tersebut, agar sesuai dengan cita rasa masyarakat saat ini.
Berangkat dari hal tersebut, di tahun 2016, Kartini mendirikan bisnis makanan jadul Betawi rasa milenial dengan nama Warung Almatiinu.
Baca juga: Produsen Cemilan Asli Labuan Bajo Ini Nikmati Bergeliatnya Industri Pariwisata
Dalam acara tersebut, Kompas.com berkesempatan mewawancarai Kartini pada Senin (1/4/2024). Kartini menceritakan perjalanan bisnisnya dan kendala yang sudah ia lewati hingga saat ini.
Dikatakan Kartini, motivasi mendirikan bisnis makanan jadul adalah untuk melestarikan makanan jadul yang hampir punah. Fokus makanan jadul yang dilestarikan oleh Kartini adalah makanan jadul khas Betawi.
"Saya ingin melestarikan makanan jadul kembang goyang dan ting-tong, tapi disesuaikan dengan lidah masyarakat saat ini, yang didominasi generasi milenial dan generasi z," kata Kartini di sela-sela acara KUMKM Ramadan Fair 2024.
"Saya ubah bentuk dan teksturnya, tetapi tidak mengubah ciri khasnya," lanjutnya.
Kembang goyang yang dulunya hanya memiliki dua varian rasa, yaitu manis dan asin, saat ini dibuat rasa coklat, pandan, ubi ungu, dan wijen.
Selain rasa, Kartini juga mengubah tekstur kembang goyang menjadi lebih renyah, sementara ting-ting dibuat jadi one bite size.
Baca juga: 8 Ide Kemasan Menarik untuk Bisnis Makanan Ringan
Sebelum memulai usaha makanan jadul, Kartini dulunya bekerja sebagai karyawan perusahaan pada tahun 1990. Lalu ia resign di tahun 2000-an untuk fokus mengurus anak.
"Kemudian setelah itu saya coba bantu-bantu usaha keluarga dan saya ingin memulai bisnis sendiri. Awalnya dulu sempat terjun ke fesyen, ya. Lalu 2016 coba mulai bisnis makanan jadul," ucapnya.
Saat mendirikan bisnis makanan jadul, Kartini mengaku kurang paham soal ide desain kemasan, serta ilmu bisnis lainnya, sehingga ia mengikuti berbagai pelatihan.
Baca juga: Produk UMKM Makanan Olahan Mie Telur dari Sidoarjo Tembus Pasar Luar Negeri
"Saya ikut pelatihan dari pemerintah seperti digital marketing. Kami diajarkan untuk membuat akun media sosial untuk mempromosikan produk. Buat IG live juga. Alhamdulillah sangat bermanfaat dan membantu," lanjut Kartini.
Tidak hanya itu, saat pelatihan Kartini juga diajarkan cara membuat desain untuk kemasan makanan. Menurutnya, melalui pelatihan tersebut kemasan miliknya sudah lebih baik daripada saat awal merintis bisnis.