Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap Jadi Pebisnis, Warga Binaan di LP Malang Belajar Ternak Ayam

Kompas.com - 04/05/2022, 14:25 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas I Malang pada bulan Ramadhan tahun 2022 disibukkan dengan berbagai kegiatan positif. Salah satunya budidaya ayam petelur dan pedaging.

Kepala Seksi Bimbingan Kerja Lapas Kelas I Malang, Adi Santosa mengatakan terdapat 6 WBP yang terlibat untuk mengelola sekitar 1.000 ekor ayam. Dari jumlah itu, beberapa jenis ayam pedaging ada yang dibudidayakan seperti Ayam Broiler dan Ayam Kampung KUB (Kampung Unggul Balitbangtan).

Untuk ayam petelur dalam sehari bisa menghasilkan rata-rata sekitar 400 telur atau jika dirupiahkan lebih dari Rp 500.000. Maka dalam sebulan dapat memperoleh omzet sekitar Rp 10.000.000.

Baca juga: Tips Mengumpulkan Modal Usaha Rp 10 Juta dari Gaji UMR

"Untuk sasaran penjualan telur memang masih terbatas, kami sementara jual di masyarakat sekitar, pegawai sama diterima oleh penyedia bahan makanan kami di lapas, sasaran kita itu," kata Adi saat dihubungi via telepon pada Sabtu (30/4/2022).

Sementara itu, untuk Ayam Kampung KUB dalam sekali masa pemeliharaan hingga usia 50 sampai 60 hari bisa menjual sekitar 100 ekor. Budidaya ayam tersebut dilakukan secara bertahap.

"Mulai dari ayam bertelur dikawinkan terus menghasilkan telur, kemudian kami tetaskan kembali di mesin penetas, jadi muter," katanya.

Para WBP yang ikut dalam pembinaan budidaya ayam setiap harinya melakukan aktivitas seperti pemberian pakan ternak, pembersihan kandang, menimbang dan mengemas telur serta lainnya.

Pihaknya berharap kepada 6 WBP tersebut dapat menerapkan ilmu yang diperoleh menjadi bekal ilmu untuk berwirausaha nantinya ketika sudah keluar dari lapas.

"Sesuai arahan pimpinan bahwa pembinaan para WBP harus terus dilakukan dan dikembangkan, salah satunya melalui bidang peternakan yang menjadi program pembinaan unggulan, dimana WBP dapat langsung mempelajari dan mempraktekkan," katanya.

Selain itu, selama bulan Ramadhan, sekitar 2.500 WBP yang beragama Islam menjalankan berbagai kegiatan keagamaan yang ada. Seperti tadarus, shalat tarawih, pondok pesantren dan lainnya.

"Tadarusan ada yang di Masjid At-Taubah itu biasanya rutin 15 WBP kami pilih yang fasih nanti menggunakan pengeras suara supaya bisa diikuti oleh WBP lainnya di dalam blok lapas, sampai saat ini sudah 97 kali mereka melakukan Khatam Al Quran," kata Kabid Pembinaan Lapas Kelas I Malang, Sigit Sudarmono.

Baca juga: Jelang Lebaran, PNS asal Kulonprogo Ini Berhasil Jual 11.000 Stoples Nastar

Selain itu para WBP juga ada yang mengikuti Pondok Pesantren At-Taubah Lapas Kelas I Malang yang bekerjasama dengan UMMI Foundation. Ada sekitar 100 lulusan yang dihasilkan setiap tahunnya.

Mereka diajarkan membaca Al Quran dengan metode khusus yang baik dan benar sehingga nantinya bisa menjadi pengajar maupun pendidik dalam bidangnya di dalam maupun kelak di luar lapas.

"Santri yang lulus dapat mengaplikasikan ijazah hasil kelulusannya menjadi tenaga ahli dalam bidang baca atau tulis Al Quran ketika mereka sudah bebas nanti. Diharapkan santri yang lulus bisa menjadi contoh dan sekaligus menjadi tenaga didik baru bagi WBP lainnya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Wujudkan Passion di Bidang Fesyen, Frida Aulia Bangun Bisnis hingga Kenalkan Batik ke Mancanegara

Jagoan Lokal
3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

3 Cara Mengatasi Ulasan Negatif di Platform Online, Pelaku Usaha Harus Tahu

Training
Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Cara Soes Surgawi Manfaatkan Kuis Berhadiah untuk Strategi Promosi

Training
Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Program
Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Jagoan Lokal
Strategi Pemasaran ini Cocok untuk Pemula Bisnis

Strategi Pemasaran ini Cocok untuk Pemula Bisnis

Training
Di Tangan Argo dan Vera, 3 Sampah Tak Terpakai ini jadi Cuan

Di Tangan Argo dan Vera, 3 Sampah Tak Terpakai ini jadi Cuan

Jagoan Lokal
Jangan Sembarangan Buka Cabang Bisnis kalau Belum Bisa Duplikasi

Jangan Sembarangan Buka Cabang Bisnis kalau Belum Bisa Duplikasi

Training
Kenali 5 Strategi Bisnis Sayuran Online

Kenali 5 Strategi Bisnis Sayuran Online

Training
Pilihan Ide Bisnis Berkelanjutan yang Punya Dampak Baik buat Bumi

Pilihan Ide Bisnis Berkelanjutan yang Punya Dampak Baik buat Bumi

Training
Pahami Strategi Kembangkan Bisnis Ekspor Buah Segar

Pahami Strategi Kembangkan Bisnis Ekspor Buah Segar

Training
Richard Theodore, Pebisnis Kuliner yang Sukses Hasilkan Omzet Puluhan Miliar Rupiah

Richard Theodore, Pebisnis Kuliner yang Sukses Hasilkan Omzet Puluhan Miliar Rupiah

Jagoan Lokal
Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Jagoan Lokal
Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Homedecor dari Sampah Tak Terpakai

Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Homedecor dari Sampah Tak Terpakai

Jagoan Lokal
Program Jagoan Banyuwangi jadi Program Percontohan Pengembangan Nasional

Program Jagoan Banyuwangi jadi Program Percontohan Pengembangan Nasional

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com