Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Penting agar Sukses Memulai Usaha Produk Herbal

Kompas.com - 22/11/2022, 09:00 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usaha produk herbal dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Apalagi Indonesia kaya akan bahan baku tumbuhan dan rempah.

Indonesia memiliki banyak produk herbal yang sudah diproduksi secara tradisional sejak zaman dulu. Hal tersebut tentu tetap bisa dikembangkan di era yang sudah modern ini.

Anda yang punya pengalaman, keahlian, dan keterampilan dalam mengolah herbal dapat memanfaatkannya sebagai lahan bisnis.

Baca juga: Manfaatkan Bahan Baku Tradisional, Asma Sukses Berbisnis Obat Herbal

Lalu, apa saja tipsnya untuk memulai bisnis herbal? Berikut merupakan beberapa tipsnya.

1. Tentukan Jenis Produk Herbal yang Ingin Dijual

Ilustrasi sabun cuci piring. SHUTTERSTOCK/KLEPACH Ilustrasi sabun cuci piring.

Produk herbal tidak hanya seputar sesuatu yang dapat dikonsumsi atau obat. Terdapat jenis produk lain yang bermanfaat bagi tubuh, seperti sabun, sampo, minyak herbal, dan lainnya.

Tentukan jenis produk herbal yang ingin Kamu produksi, misalnya sabun atau jamu, maka sebaiknya berfokus terlebih dahulu pada produk tersebut.

Baca juga: Bisnis Herbal? Tanaman dari Kalimantan ini Bisa Dipakai untuk Bahan Baku

Lakukan survey dan analisis kebutuhan dan minat konsumen, lalu sesuaikan dengan kemampuan Kamu dalam memproduksinya.

Mulai dari pertimbangan bahan baku hingga pengetahuan seputar bahan herbal yang akan digunakan.

2. Memahami Bahan Baku sebelum Proses Produksi

Ilustrasi sampoPolina Tankilevitch Ilustrasi sampo

Pelajarilah dan pahami bahan herbal uang akan diolah. Kenali khasiat dan manfaatnya secara terperinci, termasuk dosis penggunaan yang tepat atau dianjurkan.

Kamu juga perlu mempelajari efek samping dari penggunaan bahan-bahan herbal yang dipilih. Hal ini penting karena sebagai usaha herbal, keamanan dan kesehatan produk adalah yang paling utama.

Baca juga: Kemendag Siap Gencarkan Promosi Jamu ke Kancah Dunia

 

Jangan sampai produk herbal yang diproduksi justru berbahaya bagi konsumen.

3. Ikuti dan Pelajari Proses Produksi

Beberapa jamu serbuk racikan yang telah memiliki nomor izin edar dari BPOM yang dijual di Pasar Jamu Nguter Sukoharjo. Foto diambil pada Senin (11/10/2022).KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Beberapa jamu serbuk racikan yang telah memiliki nomor izin edar dari BPOM yang dijual di Pasar Jamu Nguter Sukoharjo. Foto diambil pada Senin (11/10/2022).

Pelaku usaha produk herbal harus memahami bagaimana proses pengolahan bahan hingga menjadi produk akhir. Tujuannya adalah agar kualitas produk terjamin dan aman dari hal-hal yang menyimpang.

Baca juga: Syarat Mengurus Sertifikat Izin Edar BPOM

Mengikuti dan mengawasi proses produksi juga bisa memunculkan ide-ide baru, seperti sisa bahan atau limbah produksi yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan produk lain yang juga bermanfaat.

4. Pencarian Bahan Baku yang Efektif

Eka Juliana menunjukkan produk jamu produksinya.KOMPAS.COM/FARIDA Eka Juliana menunjukkan produk jamu produksinya.

Memulai usaha herbal tidak harus menghasilkan bahan baku sendiri. Jika tidak dapat mengelola kebun secara mandiri, kamu perlu mencari supplier bahan baku yang terpercaya.

Baca juga: Kamu Ingin Jadi Suplier di Perusahaan Besar? Ini Strateginya

Oleh karena itu, mengenali dan memahami produk dan bahan baku yang akan diproduksi sangat penting, salah satunya untuk menemukan supplier yang terbaik.

5. Buat Kemasan yang Menarik dan Profesional

Sajian teh herbal dari daun Pucuk Merah karya M. Ibrahim Al Hakim (14), siswa SMP Islam Cendekia Cianjur yang meraih medali emas di ajang WICE 2022 Malaysia.Dok. Humas SMP Islam Cendekia Cianjur Sajian teh herbal dari daun Pucuk Merah karya M. Ibrahim Al Hakim (14), siswa SMP Islam Cendekia Cianjur yang meraih medali emas di ajang WICE 2022 Malaysia.

Kualitas produk herbal yang baik, bermanfaat dan penuh khasiat pada akhirnya bisa saja kalah di pasaran hanya karena urusan kemasan.

Pengemasan yang menarik dan terlihat profesional sangat penting di saat awal perintisan usaha karena harus menimbulkan kesan pertama yang terpercaya di mata orang baru.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membuat Kemasan Produk

Kemas produk herbal dalam tempat yang aman dan menarik serta cantumkan informasi terkait produk dengan lengkap. Mulai dari komposisi, khasiat, dosis, efek samping, dan tanggal kadaluarsanya.

6. Pentingnya Memiliki Izin Edar Produk

Produksi jamu tradisional Dusun Gesikan, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel. (Fofo dokumentasi Paguyuban Jamu Gendong Bima Sejahtera Gesikan, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Produksi jamu tradisional Dusun Gesikan, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel. (Fofo dokumentasi Paguyuban Jamu Gendong Bima Sejahtera Gesikan, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman).

Konsumen masa kini lebih peka dan mengenal masalah legalitas produk, terutama sesuatu yang berbau kesehatan atau berhubungan langsung dengan tubuh. berhubungan langsung dengan tubuh mereka.

Kamu perlu mendaftarkan produk ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau badan terkait lain untuk mendapatkan sertifikasi keamanan produk agar tidak mendapatkan masalah ke depannya.

Baca juga: Ini Cara Mengajukan Izin Edar BPOM untuk Produk Makanan dan Kosmetik

Label izin edar, legalitas, nomor registrasi, dan sejenisnya akan menimbulkan kesan pertama yang baik di mata konsumen. Selain citra produk yang aman, hal tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri di mata konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com