Sebelum merintis bisnis Creabrush ini, Febri mengakui dirinya sempat bekerja untuk hal lain dan membuat kerajinan furniture berupa kursi berbahan dasar gantungan baju.
Namun, pada masanya, produk kerajinan tersebut hanya dipasarkan pada periode tertentu, seperti saat bulan Ramadhan dan akhir tahun. Peminatnya pun tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
“Akhirnya saya berpikir, bahwa prospek penjualan kursi dari gantungan tersebut agak berat. Oleh karena itu, muncul ide baru ini (produk kerajinan dari sabut kelapa),” ungkap Febri.
Dari pengalamannya yang cukup panjang dalam mengembangkan hobi menjadi bisnis tersebut, Febri menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan pembelajaran berharga.
Ia memutuskan resign dari pekerjaan dan project sebelumnya, untuk melanjutkan bisnis dari sabut kelapa itu.
“Setelah muncul ide baru ini, baru saya resign dari pekerjaan. Ternyata, ada pengalaman bagus untuk saya, jangan berhenti dulu sebelum betul-betul stabil usahanya,” pungkas Febri.
Baca juga: Dicurhati Petani, Teten Masduki Siap Dukung Pembangunan Pabrik Olahan Kelapa Sawit
Sampai saat ini, Creabrush terus berkembang melalui produk karya dari sabut kelapa.
Febri juga terus meng-explore variasi produk di dalam brand-nya agar lebih beragam, salah satunya lewat bahan dasar lidi dari limbah perkebunan sawit yang dikembangkan sekitar 2019.
Lidi-lidi yang dikumpulkan tersebut sudah dijadikan beberapa inovasi produk baru, seperti tas, dompet, dan notebook.
Untuk kesempatan ekspor, Febri mengakui produk-produknya memang belum pernah mendapatkan pesanan ke luar negeri dalam jumlah besar, sehingga dirinya enggan menyebut hal tersebut sebagai ‘ekspor’.
Namun, ia sudah beberapa kali mendapatkan pesanan produk dari konsumen luar negeri yang biasanya dititipkan pada relasi mereka yang ada di Jakarta. Bahkan, salah satu destinasi terjauh pengiriman produk Creabrush adalah ke Afrika Selatan.
Baca juga: Percepat Hilirisasi Produk Kelapa, KemenKopUKM Bangun Rumah Produksi Bersama di Minahasa Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.