Sangat tidak disangka, respons dari pengunjung sangat baik, bahkan di sanalah BFF Chips berjumpa dengan investor pertama mereka.
"Di sana kami bertemu dengan investor pertama kami, seorang pengusaha asal Brunei yang akhirnya menjadi distributor pertama kami dan mensponsori produk kami agar bisa masuk pasar Asia," ungkap Nurchaeti.
Saat ini, BFF Chips sudah didistribusikan ke 12 negara, mulai dari Brunei Darussalam, Qatar, Belanda, Jerman, Dubai, Jepang, dan lainnya.
Namun pada 2020, saat masa pandemi, mau tidak mau, BFF Chips mulai fokus pada pasar lokal.
Hal tersebut karena kegiatan ekspor saat itu dibatasi. Nurchaeti mengungkapkan bagaimana mereja harus bertahan, bukan hanya untuk memasarkan produk, tapi juga memertahankan para pekerja.
"Pada masa itu, kami cukup struggle bagaimana mempertahankan 200 ibu-ibu di sekitar tempat produksi kami, agar dapat bertahan dan tetap punya penghasilan," ujar Nurchaeti.
Baca juga: Pisang Raja Bandung, Alternatif UMKM Banjarnegara Mendongkrak Cuan
BFF Chips sendiri hadir dengan varian produk yang menyasar target pasar anak-anak dan remaja, mulai dari rasa hingga kemasannya.
Hal ini juga diiringi dengan karakter keripik mereka yang merupakan camilan sehat.
"Kami bisa klaim bahwa produk kami camilan sehat, karena tanpa bahan pengawet, pewarna, dan perasa tambahan. Sehingga sangat cocok untuk anak-anak dan remaja di tengah banyaknya junk food dan produk dengan penyedap rasa (MSG) yang kuat," tutur Nurchaeti.
Sampai saat ini, BFF Chips memiliki empat varian, yaitu keripik pisang tanduk, keripik pisang crispy, keripik nangka, dan keripik tempe organik.
Semua sudah bisa ditemukan juga melalui marketplace dan e-commerce serta media sosial mereka.
Baca juga: 3 Kunci Sukses Merintis Bisnis Kuliner, Termasuk Tak Terjebak Tren
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.