"Contoh kecil pelajaran matematika, anak-anak saat awal belum bisa memahami teknik perkalian cepat, seperti tabel perkalian juga, padahal anak itu kelas 6," katanya.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan di pendopo rumahnya dengan luas sekitar 3x6 meter.
Suasana asri dengan pemandangan pertanian dan berdekatan aliran sungai menjadi tempat yang pas bagi anak-anak untuk belajar.
Luhur juga tidak memungut biaya untuk kegiatan tersebut kepada anak-anak di dusunnya itu.
"Anak-anak yang ikut disini sifatnya kita tidak memaksa, rata-rata mereka yang tidak les, kita juga tidak memungut biaya, atau gratis semua ini," katanya.
Luhur hingga saat ini masih berusaha menyesuaikan waktunya antara berjualan bakso dengan saat berkegiatan di Sekolah Alam Sobyor.
"Masih susah juga bagi saya menyesuaikan waktu, kadang kalau ada pembeli saya masih melayani, tapi saya tetap mencoba fokus di Sekolah Alam Sobyor," katanya.
Berjalannya waktu, dukungan dari berbagai pihak mengalir dalam kegiatan Sekolah Alam Sobyor. Terutama dari kalangan akademisi kampus seperti Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM).
"Dari teman-teman Sosiologi UB, mereka bermain bersama anak-anak melalui permainan tradisional. Terus dosen UM sampai ada yang kesini, dia mengajarkan tentang edukasi seksual dasar, seperti bagaimana mengajarkan ke anak-anak batas-batas bagian tubuh yang sensitif tidak boleh disentuh, kemudian bagaimana bila terjadi sesuatu," katanya.
Kegiatannya itu juga mendapat respon positif dari masyarakat di desanya. Bahkan, warga dari dusun dan desa lainnya di Kota Batu berminat untuk mengikutsertakan anaknya di Sekolah Alam Sobyor.
"Permintaan dari ibu-ibu dusun lainnya juga banyak, mereka ingin anaknya ikut disini, ada dari ibu-ibu di Pandanrejo juga," katanya.
Dari kegiatannya di Sekolah Alam Sobyor, dirinya juga mendapat pelajaran hidup yang positif. Luhur kini memahami bagaimana susahnya menjadi guru untuk anak-anak Sekolah Dasar. Namun, kegiatannya itu juga berdampak positif terhadap anaknya yang masih balita.
"Anak-anak itu macam-macam ketika pertemuan, ada yang nangis, ada yang diem, tapi ini juga menjadi hal yang positif untuk anak saya, karena dia memperhatikan terus kegiatan Sekolah Alam Sobyor," katanya.
Baca juga: Rahasia Sukses Usaha Warung Kelontong ala Pengusaha Madura
Ke depan, Luhur berkeinginan untuk terus mengembangkan Sekolah Alam Sobyor. Rencananya dalam waktu dekat, dia juga akan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi sukarelawan dalam kegiatannya tersebut.
Selain itu, dia berharap, Sekolah Alam Sobyor kelak dapat memfasilitasi semua jenjang anak-anak sekolah. Sedangkan untuk jangka pendek, Luhur ingin menanamkan ajaran kepada anak-anak tentang flora dan fauna secara langsung dari alam.
"Selama ini mereka belajar di pendopo, kita sebenarnya sudah survey untuk rencananya mengajak jalan-jalan anak-anak menuju Coban Talun, harapannya mereka bisa belajar dan memahami pentingnya lingkungan alam, ini masih menyesuaikan kondisi cuaca juga," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.