Jadi, dari awal proses saja kualitas sudah diperhatikan. Usaha berkembang jadi, modal kembali, dan bahkan bertambah.
Dari hasil usahanya, Naning meraup omzet mulai dari Rp5-20 Juta. Baginya, berbisnis tak selalu mencari uang, melainkan kepuasan batin.
Baca juga: Keewa, Bisnis Sepatu Kulit asal Yogya yang Menembus Pasar Luar Negeri
Promosi usahanya dilakukan dengan cara menghubungi teman yang memiliki tempat oleh-oleh untuk meletakkan produk di san. Naning pun bergabung dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), dan mengikuti pameran-pameran.
“Orang kalau melihat produk saya harus langsung jatuh cinta karena tidak mau ditolak, cinta nggak mau ditolak. Jadi, dibuat yang bagus dan indah, kualitas diperhatikan dan bahan-bahan berpengaruh, jadi memakai kain dan anyaman yang bagus,” kata Naning.
Ia berharap Jambi jadi perhatian pemerintah. Dengan bantuan pemerintah, para perajin bisa meningkatkan kepercayaan diri lewat pameran.
Baca juga: Mengenal Digital Marketing, Strategi Pemasaran Kekinian bagi UMKM
“Sebenarnya ingin kedepannya pemprov yang perhatian ke teman-teman pengrajin karena mereka jarang diajak pameran, biar mereka tahu pameran seperti ini untuk meningkatkan kualitas mereka selanjutnya kalau banyak yang mandiri seperti kami pemerintah juga ikut senang,” jelas Naning.
“Ada yang diajak pengrajin, tapi tidak banyak dan banyak sekali yang tidak mendapatkan kesempatan seperti saya. Tapi juga berbalik, pengrajin juga harus meningkatkan kualitas produksi. Tapi kalau mereka tidak pernah tahu, enggak bisa karena aku belajar banyak dari Inacraft dan pameran lainnya,” pungkas Naning.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.