KOMPAS.com– Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Februari 2023, surplus perdagangan Indonesia mencapai 5,48 miliar USD, meningkat dari Januari 2023 yang berada pada nilai 3,88 miliar USD.
Tren surplus ini perlu dipertahankan untuk dilanjutkan secara berkelanjutan demi mendukung pemulihan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan ketahanan ekspor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Bea Cukai Tegal Kanwil dan Bea Cukai Jateng DIY melakukan sosialisasi ekspor dan koordinasi antarpemerintah sebagai bentuk dorongan bagi UMKM agar dapat naik kelas.
Baca juga: MenkopUKM Perkuat Sinergi dalam Mempercepat Sertifikasi Halal, NIB, dan SNI bagi UMKM
“Sayangnya, potensi ini belum diimbangi pengetahuan para pelaku usaha mengenai tata laksana ekspor sehingga diadakan kegiatan bertajuk Sekolah Ekspor, Bea Cukai Tegal bersama Komunitas Muda Berbahaya sebagai bentuk sosialisasi kepada sejumlah 20 pelaku UMKM di Kabupaten Batang,” ujarnya mengutip rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/4/2023).
Yang menjadi fokus utama adalah memberikan pemahaman kepada tiap-tiap pelaku UMKM, agar dapat melakukan ekspor terhadap produk-produk yang dihasilkannya.
Hingga sejauh ini, tercatat sudah ada 2 pelaku UMKM yang melakukan ekspor mandiri, sementara sisanya masih menggunakan bantuan dari pihak ke-3.
Baca juga: Bank Indonesia Tingkatkan Akses Keuangan UMKM dari Sisi Supply dan Demand
Yudi menyebutkan ada beberapa produk yang sudah berhasil diekspor, antara lain getah, sarang burung walet, sarung goyor, dan rempah.
Harapannya, melalui kegiatan ini nantinya para pelaku UMKM dapat melakukan ekspor secara mandiri sesuai dengan pemahaman yang telah diberikan.
Sementara itu, di Semarang, Kanwil Bea Cukai Jateng DIY mengadakan pertemuan secara online dalam bentuk Sharing Session Business Matching UMKM, pada Kamis (13/4/2023) lalu yang bsertujuan memaksimalkan potensi UMKM melakukan ekspor mandiri.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Gresik, Eko Rudi Hartono, mengatakan bahwa business matching merupakan pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis dengan calon mitra supplier maupun calon mitra distributor.
Baca juga: Jangan Salah Pilih! Ini Tiga Tips Memilih Negara Tujuan Ekspor
Melalui cara ini, akan terjalin relasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Atase Perdagangan negara tujuan yang mana hal ini tentunya dapat membantu UMKM untuk lebih berkembang lebih maju.
Eko menambahkan, presentasi produk merupakan salah satu kunci penting dalam kegiatan business matching.
“Para pelaku UMKM harus menyiapkan kapasitas produksi, konsistensi kualitas, dan packaging. Selain itu, para UMKM juga perlu membuat presentasi pengenalan produk melalui media daring, seperti YouTube yang memuat profil perusahaan, pengenalan perusahaan, dan nilai perusahaa dengan menggunakan Bahasa Inggris,” ujar Eko.
“Setelah UMKM dirasa siap, Bea Cukai dapat komunikasi informal dengan KBRI di negara tujuan, apabila komunikasi itu telah dilakukan, selanjutnya ada dua kemungkinan yaitu apakah melakukan proses business matching atau langsung dikenalkan praktisi yang berada di negara tujuan,” pungkasnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Sertifikasi Halal UMKM untuk Raih Peluang Pasar Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya