JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak orang yang memulai bisnisnya dengan berdasar pada kegemaran yang dimiliki dan melihat keadaan di lingkungan sekitar.
Hal yang sama terjadi pada Anis Riyati Primastuti (48), pelaku UMKM asal kota Yogyakarta, yang sukses berbisnis abon sapi dan ayam semenjak tahun 2012 lalu.
Anis mengungkapkan terdapat beberapa hal yang melatarbelakanginya memulai bisnis abon rumahan ini, termasuk latar belakang dirinya sendiri yang merupakan salah satu penggemar abon.
Baca juga: 7 Langkah Mengubah Hobi Menjadi Peluang Bisnis Menguntungkan
“Pertama, saya sendiri memang suka dengan abon ya dan saya melihat di Jogja, ada kebutuhan pasar akan lauk yang praktis, di mana di sini banyak ibu pekerja yang memiliki waktu minim untuk memasak tetapi tetap ingin memberikan makanan yang sehat bagi keluarga. Kemudian adanya anak kos yang biasanya suka lauk yang simpel dan praktis,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
“Kedua, di sekitar lingkungan saya itu banyak buah kluwih dan jantung pisang yang saya lihat itu berpotensi untuk dijadikan inovasi dalam produk abon saya dan yang ketiga, potensi SDM yang ada, terutama IRT yang terkendala usia tetapi ingin membantu perekonomian keluarga,” tambahnya.
Produk abon miliknya ini tersedia dalam dua merek dengan segmentasi yang berbeda, yakni Daun Emas dan Mister Bonte.
Baca juga: Resmi Diluncurkan, Smesco-Skyeats Siapkan Teknologi Retort untuk UMKM Kuliner
Daun emas diperuntukkan umum, mulai dari anak-anak usia MPASI hingga ke dewasa, sedangkan Mister Bonte itu untuk milenial yang cenderung menyukai tantangan dengan rasa berbeda.
Adapun salah satu keunggulan abon milik Anis adalah tersedianya varian abon nabati yang menggunakan bahan utama buah Kluwih yang cocok dikonsumsi oleh para vegetarian.
Saat merintis bisnis di awal tahun 2012, Anis mengatakan ia hanya membutuhkan modal sebanyak Rp5 juta untuk membuat abon sapi dan ayam dengan konsep home industry.
Kemudian, seiring berjalannya bisnis, ia melakukan inovasi dengan menerapkan konsep zero waste pada produk abon miliknya.
Baca juga: 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Merintis Bisnis Kuliner
“Pada saat pandemi 2020 lalu itu saya coba bikin sesuatu yang beda untuk mempertahankan produk saya sehingga mampu bersaing juga dengan kompetitor lain. Awalnya saya buat itu Mister Bonte hanya abon sapi ditambah dengan teri asin dan bubuk cabe pedas,” tutur Anis.
Ia melanjutkan, melalui produk-produk abon yang diproduksinya, ternyata menumpuk banyak sekali sisa kulit ayam dan kuah rebusan ayam yang terbuang.
Untuk mengoptimalkan bisnis yang dijalaninya, sekaligus mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan, Anis memutuskan untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi sebuah produk baru lagi, yakni kulit ayam krispi dan kremesan ayam.
Baca juga: Pemilik Kalav Burger Bagikan 3 Tips Strategi Marketing untuk Bisnis Kuliner
“Nah dengan begitu, bisnis yang saya jalankan ini lingkungannya bersih tapi tetap dengan menghasilkan cuan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada tanpa perlu beli-beli lagi,” ucapnya.
Dengan memproduksi sebanyak 850-900 kg abon per bulannya, Anis berhasil mendistribusikan produk miliknya ke berbagai toko offline, mulai dari toko-toko atau warung kecil, minimarket, hingga supermarket yang ada di Jogja dengan total sebanyak 300 toko offline.
Baca juga: 3 Cara Optimalkan Transformasi Digital dalam Business Marketing
Tak hanya secara offline, Anis juga memasarkan produknya secara online dan sudah beberapa kali melakukan pengiriman hingga ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Total omzet yang didapatnya pun tak main-main, yakni Rp1,1 miliar per tahunnya.
Anis berharap, ke depannya ia dapat membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin menjadi reseller dan distributor produk abon miliknya, serta menjadi perusahaan lokal yang dapat menjangkau pasar hingga ranah global sehingga turut terbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Sandiaga Uno Minta Pelaku UMKM Asah Kemampuan Digital Marketing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.