Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Kelebihan dan Kekurangan Bangun Bisnis yang Lagi Tren

Kompas.com - 04/07/2023, 16:52 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Di masa pandemi beberapa tahun kemarin, ada banyak pekerja yang beralih profesi dan berinisiatif untuk mencari cara demi mempertahankan perekonomiannya, hingga kemudian lahirlah ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam berbisnis.

Hanya saja, menjalankan bisnis dengan ide yang baru bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tentunya akan berbeda ketika memilih bisnis yang sesuai dengan tren saat ini.

Kedua hal tersebut tentunya memiliki kelebihan maupun kekurangannya sendiri. Masih bingung mau menjalankan bisnis dengan ide yang baru atau ikutan tren yang ada? Simak dulu kelebihan dan juga kekurangan dari masing-masing bisnis tersebut dalam ulasan dari Cermati.com berikut ini :

Kelebihan

1. Promosinya lebih mudah

Kelebihan pertama dari mengikuti bisnis yang tengah tren saat ini ada pada kemudahan promosinya. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri dalam memperkenalkan produk maupun jasa yang sedang Anda kembangkan.

Pasalnya, bisnis di bidang tersebut sedang booming dan banyak diburu konsumen. Maka, promosi bisnis bisa dilakukan dengan lebih mudah dan efektif.

2. Kemudahan dalam menggaet konsumen

Memulai bisnis sesuai dengan tren yang ada memang lebih mudah dalam menarik simpati konsumen. Ini karena produk yang ditawarkan memang sedang hits atau ngetren di kalangan masyarakat.

Pastikan dicari keberadaan oleh masyarakat yang tertarik ingin membeli produk tersebut. Jadi, menarik konsumen akan menjadi hal yang tidak sulit untuk dilakukan.

3. Kesempatan mendapatkan cuan melimpah

Ketika permintaan pasar akan produk yang ditawarkan meningkat, umumnya pelaku usaha akan meningkatkan harga jualnya. Hal ini tentu berpengaruh terhadap meningkatnya keuntungan atau laba bisnis, sehingga kesempatan mendapatkan cuan yang melimpah menjadi lebih terbuka dengan lebar.

4. Tingkat kompetisi tinggi

Karena memilih jenis bisnis dengan produk yang sedang ngetren, tentunya kompetitor di bisnis tersebut juga tidak sedikit. Hal ini membuat tingkat kompetisi menjadi cukup tinggi.

Itulah sebabnya, Anda perlu membuat strategi pemasaran dengan tepat dan matang. Agar bisa tetap eksis di tengah kompetisi di bisnis tersebut dan tidak tersingkir dengan mudah.

Baca juga: Peluang Bisnis dari Tren Gaya Hidup Sehat

5. Surutnya permintaan pasar

Ada yang perlu diingat ketika memilih menjalankan bisnis yang cenderung mengikuti tren, yakni setiap tren ada masa atau musimnya.

Setelah masanya habis, besar kemungkinan minat masyarakat akan berkurang terhadap produk maupun jasa tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari alternatif lainnya. Supaya bisa mengatasi permintaan pasar yang mulai mengalami penurunan.

Kekurangan

1. Kompetitor jauh lebih sedikit

Berbeda dengan bisnis yang mengikuti tren, bisnis baru cenderung lebih minim kompetitor. Ini karena bisnis yang dikembangkan benar-benar baru dan datang dari ide sendiri. Karena memang Anda sendiri lah yang menjadi pelopor bisnis tersebut, sehingga belum ada yang menjadi kompetitor Anda dalam menjalankan bisnis.

2. Mampu bertahan lama dengan strategi yang tepat

Ketika dijalankan dengan tekun dan tekad yang kuat disertai strategi marketing mumpuni, bisnis baru akan sangat mungkin bertahan dalam waktu yang lama.

Untuk itulah, penting mencari ide kreatif yang benar-benar sudah diuji coba. Agar bisa tahu apakah berjalan atau tidak, perlu perbaikan atau peningkatan di sisi yang mana dan lain sebagainya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau