Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Triswendo Merintis Usaha kerajinan Kulit Rajokabu hingga Ekspor ke Belanda

Kompas.com - 21/10/2023, 19:57 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjadi pengusaha di usia muda merupakan impian bagi sebagian generasi muda di Indonesia.

Triswendo (28), merupakan salah satu orang yang berhasil menggapai impiannya menjadi pengusaha di usia muda.

Sejak 2020 ia merintis Rajokabu, brand kerajinan kulit sapi asal Payakumbuh, Sumatera Barat.

Ia mengaku, alasannya membangun usaha sendiri di usia muda karena menyadari setiap usaha pasti ada naik turunnya.

“Kebetulan usia saya masih dibawah 30 dan prosesnya Rajokabu itu masih panjang karena memang masih baru,” kata Triswendo saat ditemui Kompas.com di Trade Expo Indonesia (TEI) 2023, Kamis (19/10/2023).

Mengenalkan Kerajinan Tangan ke Anak Muda

Sebelum menjalankan usaha Rajokabu, Triswendo merupakan seorang pengrajin yang bekerja untuk brand lain.

“Saya bekerja di bidang kerajinan kulit sudah 7 tahun dan akhirnya memustuskan untuk buka usaha sendiri, karena ingin mengenalkan ke anak-anak muda bahwasannya bisnis ini menjanjikan,” lanjut Triswendo.

Bukan hanya itu, Triswendo juga berusaha keras untuk menaikkan value anak-anak muda dari daerahnya.

Ia menjadikan usahanya sebagai wadah untuk orang-orang yang ingin belajar mengenai value kulit asli, value kerajinan handmade, dan mengajarkan cara menjualnya.

"Semua itu saya berikan secara gratis," ujarnya.

Baca juga: Cerita Perjalanan Kelor Organik Indonesia, Berdayakan Ibu-ibu hingga Masuk Alfamart

Arti Rajokabu

Triswendo mengungkap, nama Rajokabu merupakan singkatan yang menggunakan bahasa minang, yakni Baraja, Jogja, Karajo, Payokumbuah.

“Artinya yaitu belajar di Jogja, kerja di Payakumbuh. Saya dulu mahasiswa Jogja dan memulai bidang kerajinan di semester tujuh. Setelah saya lulus, saya buka usaha ini di kampung halaman,” ungkap Triswendo.

Ia memilih kerajinan ini, karena memang di kampung halamannya belum ada kerajinan craft kulit dan ingin memberdayakan anak muda lewat usahnya.

Baca juga: Usaha Anda Butuh Pinjaman? Simak 6 Keuntungan Jadi Anggota Koperasi

Butuh Perlakuan Khusus Setiap Jenis Kulit

Dikatakan Triswendo, spesialisasi Rajokabu adalah leather bag and accessories, seperti dompet, tas, jam tangan, card holder, nametag, id card holder, handbag.

"Kami juga memiliki produk untuk konsep B2B atau kerja sama dengan coorporate," katanya.

Salah satu tantangan dalam membangun bisnis ini menurut Triswendo adalah pemilihan jenis kulit untuk setiap produk. Apalagi, setiap jenis kulit membutuhkan perawatan yang berbeda.

“Setiap jenis kulit membutuhkan treatment atau perlakuan yang berbeda-beda, ada jenis kulit yang mudah untuk dijahit, tapi ada juga kulit yang harus menggunakan sarung tangan agar tidak kotor. Seperti contoh kulit jenis vegtan leather yang harus menggunakan sarung tangan,” ujarnya penuh semangat.

Baca juga: Kisah Sukses Sunardi Berbisnis Topeng sampai Ekspor, Sempat Bangkrut dan Jual Rumah

Lebih lanjut Triswendo menuturkan, beberapa customer minta dibuatkan produk custom, misalnya tas laptop 14 inchi bentuk ransel yang dilengkapi slot untuk charger.

“Custom konsumen adalah tantangan yang saya suka, karena saya harus berpikir cepat dan memberikan saran mengenai desain yang terbaik untuk kebutuhan dia,” jelasnya.

Untuk membuat satu produk, Triswendo membutuhkan waktu selama empat hari. Ia mampu memproduksi produk handmade sebanyak10 hingga 20 pcs. Berbeda dengan produk massal yang bisa mencapai 100-200 pcs per bulannya.

“Untuk harga produk kami sangat bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga ada yang diatas Rp 500 ribu,” paparnya.

Baca juga: Berbahan Kulit Buaya, Dhito Sukses Meraih Omzet Ratusan Juta Per Bulan

Sukses Deal Kontrak dengan Store Belanda

Produk Rajokabu bisa kamu dapatkan di seluruh wilayah Indonesia. Daerah yang menjadi konsumen terbesarnya yaitu berada di Jawa dengan presentase 60 persen, seperti Jawa Barat, Jakarta, Tangerang Selatan, dan beberapa kali di daerah Jawa Timur.

“Kami tidak menggunakan online shop, karena produk kami bukan produk massal, jadi hanya menggunakan konten di Instagram. Meski begitu, kita sudah pernah kirim dari Aceh sampai ke Papua,” tuturnya lagi.

Baca juga: Cerita Henny Merintis Pisang Goreng Sultan hingga Beromzet Ratusan Juta

Selain itu, Triswendo juga sukses mendapatkan kesempatan untuk ekspor ke salah satu store yang ada di Belanda melalui event TEI 2023.

“Jadi dia store fashion, kontraknya kita disuruh untuk membatasi kuantitas yang diminta dan tidak boleh memproduksi melebihi itu, jadi seperti produk limited, hanya saja terkonsep,” tutup Triswendo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com