KOMPAS.com – Gorengan menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia. Selain murah, gorengan juga memiliki tekstur krispi dan mudah didapatkan.
Peluang ini dimanfaatkan oleh Rosie Pakpahan, untuk menjalankan usaha gorengan Tahu Jeletot Taisi sejak Februari 2012.
“Saya menjalankan usaha ini sejak masih menjadi karyawan BUMN dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari zona aman dan beralih menjalankan bisnis,” ungkap Rosie saat ditemui Kompas.com di pameran IFBC 2023 beberapa saat lalu.
Baca juga: Ketahui 3 Tipe Franchise yang Harus Dihindari Pelaku Usaha
Rosie memilih usaha gorengan, karena dulu saat masih menjadi karyawan ia sering membeli gorengan setiap jam 3 sore untuk melawan rasa kantuk.
“Terpikirlah oleh saya sepertinya bisnis gorengan berpeluang besar, karena semua orang pasti suka gorengan. Bertepatan pada saat tahun 2012 sedang populer tahu pedas. Lalu saya mulai usaha ini dari berjualan di teras rumah” tuturnya.
Sebelum memilih usaha Tahu Jeletot Taisi, Rosie sudah pernah menjalankan berbagai bisnis, seperti usaha sepatu di Blok M, fotokopi, aksesoris handphone, percetakan buku, dan menjadi reseller bisnis gorengan.
“Semuanya bangkrut karena bahan baku tidak terpenuhi dan pemasok tidak dapat menyediakannya untuk kita. Selain itu, sepatu, alat tulis kantor, aksesoris handphone tidak setiap hari dibutuhkan konsumen. Jadi terlintaslah untuk memulai usaha gorengan,” cerita Rosie.
Baca juga: 3 Strategi Marketing untuk Meningkatkan Omzet, Salah Satunya Upselling
Awalnya Rosie menjalankan usaha Tahu Jeletot Taisi di teras rumah, saat masih menjadi karyawan BUMN.
Ia bahkan sempat menggadaikan motor dan meminjam uang kepada mantan atasannya untuk tambahan modal usaha.
Hingga akhirnya, di tahun 2013 saat ia merasa usaha tahu jeletotnya sudah stabil, Rosie memutuskan pensiun dini dan fokus mengurus bisnisnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.