KOMPAS.com - Usaha kuliner merupakan salah satu jenis usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha pemula. Pasalnya, peminat makanan siap saji kian hari juga kian bertambah.
Bukan hanya semakin bertambahnya jumlah peminat makanan siap saji, namun adanya peluang usaha yang gemilang terhadap bisnis kuliner yang unik juga menjadi salah satu alasan menjamurnya bisnis kuliner.
Yang dilakukan oleh Erfianty pun demikian. Ia memulai bisnis kuliner dengan jenama Ayam Bakar Madu Hijrah tepat pada saat pandemi melanda.
Baca juga: Kisah Sukses Tahu Jeletot Taisi, dari Teras Rumah hingga Punya 600 Mitra di Pulau Jawa
Ketika itu, ia melihat kuliner ayam bakar madu belum ada yang mengembangkan dan belum tersedia di beberapa layanan penyedia makanan cepat saji.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, ia memutuskan segera menjalankan bisnis kuliner tersebut, hingga kemudian mendaftarkan merek dagangnya sebagai hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
“Saya sudah searching nih, di sekitar saya ada enggak yang buka usaha ayam bakar madu, ternyata belum ada. Nah, dari resep yang saya punya, akhirnya saya coba bagikan ke tetangga untuk uji coba resep itu dan minta pendapat mereka, komentarnya pada bilang enak,” ungkap Erfinaty saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/11/2023).
Baca juga: Cerita Pelaku UMKM Bisa Naik Omzet Lewat Pendanaan Fintech
Dulu, sebelum memulai bisnis Ayam Hijrah, Erfianty adalah seorang pegawai yang bekerja di salah satu instansi dengan karier yang mapan.
Namun, roda kehidupan terus berputar, hingga suatu ketika timbul sebuah permasalahan yang menimpa dirinya, yang membuat kondisi keuangan Erfianty mengalami penurunan.
Dengan mengandalkan modal yang seadanya, Ia nekat memulai usaha ayam bakar madu di teras rumahnya yang beralamat di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan, guna mendapatkan pemasukan untuk menyambung hidupnya bersama sang anak.
Setelah beberapa waktu menjalankan bisnis Ayam Hirah ini, Erfianty menyadari bahwa bisnis yang dijalankannya benar-benar membawa perubahan dalam hidupnya, bahkan membuatnya sangat menikmati momen memasak.
“Sekarang masak itu healing banget bagi saya, dari situ soalnya saya dapat cuan,” kata Erfianty setengah tertawa.
Baca juga: Cerita Irena Membangun Bisnis Minuman Cokelat, Berawal dari Niat Ubah Gaya Hidup
Makna Ayam Hijrah adalah peralihan pekerjaan Erfianty, yang mulanya adalah pegawai kantoran kemudian beralih menjadi seorang ibu rumah tangga yang membuka usaha kedai ayam bakar. Menurutnya, keduanya merupakan pekerjaan yang sangat berbeda.
Selama Erfianty menjalankan bisnisnya, ia juga tak luput menunjukkan eksistensi usaha kecil miliknya di media sosial. Ia juga bergabung dalam berbagai komunitas bisnis melalui media sosial Facebook.
Selain aktif dalam komunitas-komunitas kecil, Erfianty juga sering berpartisipasi dalam program yang diadakan oleh pemerintah melalui suku dinas tertentu dan lembaga non pemerintah lainnya, yang sifatnya gratis bagi pelaku UMKM.
“Saya memang suka buka Facebook ya, maklum sebagai ibu-ibu.Tetapi di situ saya juga sambil cari-cari ilmu, gabung ke komunitas bisnis dari perusahaan swasta juga dari pemerintahan,” sambung Erfianty.
Keaktifannya di media sosial, disadarinya sebagai salah satu hal yang menunjang kemajuan dan kesuksesan bisnisnya hingga berada di titik ini.
Baca juga: Rahasia Sukses Ali Nur Zaman Jalankan Bisnis Ayam Guling dan Bimbel
“Kita sebagai UMKM itu harus aktif (berkomunitas dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya). Kalau kita diam saja, bisnis kita juga enggak akan kemana-mana, hanya di situ-situ saja,” ujarnya.
Langkah kecil yang juga dilakukan Erfianty secara konsisten adalah dengan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pameran dan kompetisi yang diadakan oleh segala pihak.
“Belum lama ini, saya ikut pameran yang diundang oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) dalam tema ‘Istana Berkebaya’. Ayam Hijrah terpilih karena merupakan tenant yang terdaftar dengan grade A,” jelas Erfianty.
Pengalaman lain yang diperolehnya adalah mendapat fasilitas foto produk gratis dari JakPreneur, platfrom kreasi, fasilitasi dan koklaborasi pengembangan UMKM yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dalam mengikuti pelatihan, biasanya Erfianty mendaftarkan usahanya untuk kemudian masuk dalam tahap kurasi dan seleksi sebagai produk yang akan ditampilkan dalam agenda-agenda pemerintahan maupun sebagai tenant di suatu lembaga.
Baca juga: Kisah Sukses Reza Merintis Roti Ropi hingga Buka Outlet di Dubai dan UEA
“Ayam Hijrah sudah pernah ikut dua kali inkubasi dari Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM) dalam dua kategori berbeda, yaitu sebagai patent preneur dan E-Hub. Selain itu juga pernah ikut inkubasi khusus dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),” tutur Erfianty.
Sebagai UMKM yang aktif dalam kegiatan pameran dan pelatihan, Erfianty telah mendapatkan banyak manfaat bagi usaha yang dijalankannya, salah satunya adalah dipertemukan dengan individu-individu yang banyak memberi dukungan bagi Erfianty untuk menjalankan usahanya tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.