KOMPAS.com - Cairo Food adalah sebuah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang food and beverages (F&B). Bisnis yang digawangi oleh Ahmad Alfatih ini berfokus pada produksi bumbu dan rempah untuk aneka makanan.
Hingga kini, Cairo Food telah berhasil memproduksi setidaknya 300 varian bumbu dan rempah masakan dari berbagai negara.
Di balik ratusan produk yang sudah berhasil dipasarkan oleh Cairo Food, tentunya ada proses research and development (R&D) serta memperhatikan segala bahan dan rempah yang digunakan.
Setelah melalui beragam rintangan, Ahmad berhasil menjadikan produknya unggul. Lantas, apa saja yang menjadikam produk Cairo Food bisa bertahan di pasaran? Berikut tipsnya:
Saat berbincang dengan Kompas.com, Ahmad mengungkapkan dalam menghasilkan suatu produk, tidak semuanya dapat berjalan dengan lancar dan pastinya ada kendala yang dialami.
Seperti halnya dia yang harus menghadapi kendala dalam proses panjang terciptanya suatu produk baru.
Baca juga: Kisah Widiati, Berbisnis Frozen Food untuk Bantu Kekhawatiran Para Ibu
“Kendala kami yang pertama, ketika R&D sih. Kadang ada menu yang memang susah, sampai 20 kali dicoba masih gagal dan belum beres. Ada yang dalam satu kali develop langsung jadi enak,” jelas Ahmad kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.
Kendala lainnya yang juga dirasakan Ahmad adalah sulitnya mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan cita rasa asli makanan yang di develop dan juga dalam hal foto produk.
Menyiasati persoalan tersebut, Ahmad berupaya untuk mencarikan bahan substitusi rempah yang ada di Indonesia. Dia pantang menyerah menghadapi kegagalan dalam proses developing produk.
Salah satu yang menunjang keberhasilan sebuah produk adalah tampilan visualnya. Untuk itu, Ahmad mencoba menampilkan foto-foto produk yang menarik dengan menggunakan jasa fotografer yang memang bergerak di bidang fotografi produk.
“Tentu kita tidak melakukannya sendiri. Kita ada tim khusus yang sudah kita percaya untuk itu, semua kita outsource ke mereka,” katanya.
Baca juga: Cerita Jauhar Asmara Merintis DJACKs Fried Chicken, Jual Mobil untuk Modal
Ahmad mengungkapkan ada banyak oknum pelaku usaha yang menggunakan ampas dari rempah atau bahan baku utamanya, sehingga menghasilkan produk dengan harga jual yang tergolong murah.
“Itu kan hasil dari sulingan yang kemudian dijadikan bubuk dan dijadikan campuran bahan utama. Kalau kami tidak melakukan seperti itu, kami murni menggunakan rempah yang dikeringkan,” ungkap Ahmad yakin.
Kata Ahmad, perbedaan yang menonjol dari penggunaan ampas dan rempah utuh adalah dari rasa dan aroma yang dihasilkan pada masakan akan berbeda.
Baca juga: Ahmat Owner Rubycraft Ungkap Tips Menembus Pasar Internasional
Jika rempah yang digunakan adalah rempah murni, meskipun hanya digunakan dalam jumlah sedikit, akan tetap menghasilkan aroma dan rasa yang kuat dan khas. Justru, bila digunakan dalam jumlah yang terlalu banyak akan menimbulkan rasa pahit.