KOMPAS.com – Fried Chicken atau ayam goreng merupakan menu kuliner yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Tak heran jika ayam goreng menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Jauhar Asmara salah satu pelaku usaha Fried Chicken. Ia memulai usaha ini sejak tahun 2020 dengan nama brand DJACK’s Fried Chicken. Usaha yang Jauhar jalankan memiliki konsep kemitraan.
Sebelum memutuskan membuka usaha sendiri, Jauhar mengawali bisnis bersama teman-temannya sejak tahun 2015 dengan nama brand Al’s Chick.
Baca juga: Kisah Sukses Tahu Jeletot Taisi, dari Teras Rumah hingga Punya 600 Mitra di Pulau Jawa
Saat itu, dalam waktu kurang dari dua tahun, Al's Chick sudah berhasil mendapatkan lebih dari 100 mitra. Sayangnya di tahun 2019, menurun drastis saat Covid-19.
“Setelah 5 tahunan usaha dengan teman, akhirnya saya putuskan usaha sendiri karena perbedaan visi dan misi dalam bisnis,” kata Jauhar (44) saat ditemui Kompas.com di kantor FIF Group Cabang Pasar Minggu, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Sejak memisahkan diri dari teman-temannya, Jauhar mencoba bangkit dengan memulai usaha baru dengan modal dari menjual mobil.
“Saya mulai DJACK’s Fried Chicken dengan modal Rp 80 juta hasil menjual mobil, untuk buka satu outlet sebagai sampel,” ungkap Jauhar.
Beruntungnya, usaha ayam goreng Jauhar banyak dilirik oleh calon mitra, bahkan saat opening saja sudah ada yang mendaftarkan diri untuk franchise.
“Sebelum launching saya sudah mulai campaign dan sudah ada 2 mitra yang bergabung saat itu,” tutur Jauhar.
Baca juga: Hayafest 2023 Bantu Mitra UKM Halal Community Pasarkan Produk
Jauhar mengaku, dirinya merasa kesulitan harus mengurus 11 mitra yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Semuanya saya kerjain sendiri, mulai dari antar bahan baku dengan menggunakan sepeda motor, itu saya (lakukan) sendiri,” ujar Jauhar.
Meski demikian, Jauhar bersyukur karena dengan mengelola semuanya sendiri, ia bisa tahu secara mendalam bisnisnya, tahu jarak tempuh ke mitra, dan estimasi pengiriman bahan baku.
Baca juga: Cerita Wayan Merintis Bisnis Virtual Reality, Ingin Buat Edukasi Sejarah Lebih Menarik
Sama dengan pelaku usaha kemitraan lainnya, penentuan lokasi dan masalah pembayaran masih menjadi masalah klasik yang membuat dirinya pusing.
“Banyak juga calon mitra yang ingin bergabung menanyakan pembayarannya bisa dicicil apa tidak, walaupun cicilnya tidak bertahun-tahun, tetap menjadi kendala buat kita. Tapi saya berpikir ini bisa menjadi peluang,” ungkap Jauhar.