KOMPAS.com – Kerajinan dan furnitur di Indonesia menjadi peluang usaha yang dilirik oleh banyak calon pengusaha.
Hal ini karena produksi kerajinan dan furnitur tidak hanya diminati oleh orang Indonesia, tetapi juga orang-orang luar negeri, sehingga membuka peluang ekspor yang lebih besar.
Salah satu pelaku usaha di bidang ini adalah Achmad Kurnia, pemilik CV Siji Lifestyle. Ia mendirikan usaha ini pada tahun 2007 di Desa Trienggo, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca juga: 5 Ide Usaha Kerajinan Tangan, Salah Satunya Manfaatkan Daur Ulang
“Kami fokus pada pembuatan wall decor dari serat alam seperti eceng gondok, rotan, dan kulit kayu. Kami menargetkan kalangan kelas menengah ke atas dan juga ekspor,” kata Achmad saat ditemui Kompas.com pada acara media tour LPEI di Yogyakarta, Rabu (20/12/2023).
Pria yang akrab disapa Achmad ini, menjual produk kerajinan untuk hiasan interior dengan jumlah terbatas, di mana setiap produknya hanya ada satu, karena proses pembuatannya masih menggunakan tangan. Hal ini juga membuat hasil desain yang berbeda-beda pada setiap produknya.
“Itu alasan mengapa saya menamakan Siji. Bukan berarti saya ingin menjadi yang nomor satu, akan tetapi produknya hanya satu. Unik dan memiliki pola yang alami. Jadi, tidak ada produk sejenis yang sama,” jelas Achmad.
Lebih lanjut Achmad menambahkan, dirinya memulai Siji dari sebuah rumah kontrakan, kemudian pindah ke gudang bambu dan saat ini sudah memiliki tempat produksi sendiri.
Baca juga: Cerita Noki Prasixner Merintis Al Quran Leather, Bermula dari Keluhan Konsumen
Dalam proses pembuatan produk, Achmad dibantu oleh sekitar 50 hingga 100 karyawan, 40 persen di antaranya adalah perempuan yang berasal dari masyarakat sekitar.
Dalam sebulan, Siji Lifestyle memproduksi sebanyak 300 hingga 400 produk. Selain itu, juga menghasilkan 1.500 produk kerajinan resin dalam sebulan.
“Sistem produksi kami ada dua, in house dan dari rumah. Kalau in house itu ada sekitar 40 orang yang di rumah produksi untuk membuat kerajinan dengan kesulitan yang tinggi, sedangkan sisanya mereka bisa bekerja dari rumah dengan diberikan peralatan pembuatan kerajinan tangan,” ungkap Achmad.
Baca juga: Manfaatkan Rotan dan Kayu Jadi Produk Furnitur, Rizal Berhasil Ekspor ke Timur Tengah
Banyak produk Siji Lifestyle yang telah berhasil menembus pasar global. Achmad mengungkap, sebelum membangun bisnis ini, dirinya memang pernah bekerja di salah satu perusahaan handycraft terbesar di dunia dan pernah bekerja di perusahaan furnitur yang berada di Eropa.
Saat ini, produk-produk buatannya telah diekspor ke Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Belgia, Singapura, Hongkong, dan Jepang.
“Sebanyak 40 persen ke Amerika, 40 persen ke Eropa, sisanya Jepang, Amerika Selatan, dan Pasifik. Saat ini kami mampu meraup omzet Rp 10 milliar dan angka ini naik 25 persen dari tahun lalu,” ungkap Achmad.
Menurut Achmad, setiap negara memiliki perbedaan minat terhadap produk hasil kerajinan tangan. Negara Amerika lebih menyukai produk berbahan resin, Eropa suka wall decor karena konsep sustainable, dan Jepang yang menyukai produk wall decor ukuran kecil karena rumah di sana yang minimalis.
Selain karena diproduksi dalam jumlah terbatas, kelebihan produk Siji Lifestyle yang menarik perhatian konsumen adalah keunikannya dalam menawarkan pengalaman berbeda untuk setiap konsumen,
“Kami tidak hanya menjual produk, kami juga menjual experience kepada pembeli ketika menyentuh produk kami. Seperti salah satu produk kami yang terbuat dari kulit jagung atau bahasa jawanya klobot yang punya tekstur unik,” tutup Achmad.
Baca juga: Cerita Cefi Merintis Bisnis Celukba, Upaya Hadirkan Mainan Selain Gadget
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.