KOMPAS.com - Ketika Anda telah memiliki ide bisnis, Anda mungkin tak sabar untuk segera memulai dan meluncurkan usaha baru Anda, namun ada baiknya tak terburu-buru dan memastikan Anda telah memiliki persiapan untuk membangun usaha.
Melakukan langkah yang tepat di awal membangun usaha, akan membantu Anda lebih siap menghadapi tantangan-tantangan yang muncul, sehingga bisnis Anda mampu bertahan.
Berikut ini beberapa kesalahan umum yang dilakukan pelaku usaha saat membangun bisnis, yang sebaiknya Anda hindari.
Baca juga: 5 Sumber Daya yang Harus Dimiliki Saat Membangun Usaha
Dalam membangun usaha, pelaku usaha harus membuat rencana bisnis. Sayangnya, banyak pelaku usaha pemula yang gagal menyiapkan rencana bisnis.
Padahal, rencana bisnis membantu Anda menetapkan tujuan yang jelas untuk usaha Anda dan menjelaskan dengan tepat bagaimana Anda akan mencapainya.
Ini akan membantu Anda tetap konsisten dan menjadi acuan untuk mengukur kemajuan bisnis Anda.
Ada beberapa jenis usaha yang memang bisa dilakukan tanpa modal, tapi bukan berarti Anda tak memiliki perencanaan keuangan.
Banyak pelaku usaha pemula yang tak melakukan perhitungan dengan baik, terkait berapa banyak modal sebenarnya mereka butuhkan untuk menjalankan bisnis.
Akibatnya, sering kali pembiayaan tidak mencukupi untuk mencapai tujuan Anda atau bahkan terjadi masalah keuangan saat bisnis Anda mulai berkembang.
Untuk menghindari masalah seperti itu, pastikan Anda menyiapkan proyeksi keuangan untuk bisnis baru Anda, terutama untuk 12 bulan pertama. Hal ini juga dapat membantu Anda mendapatkan pembiayaan dan investasi.
Tanpa rencana bisnis dan rencana keuangan, Anda akan kesulitan memantau kemajuan bisnis atau mendeteksi adanya masalah.
Oleh sebab itu, jadikan rencana bisnis dan proyeksi keuangan sebagai dokumen hidup, untuk terus memantau perkembangan dan memperbarui rencana dan proyeksi Anda jika dibutuhkan.
Baca juga: 3 Kunci Membangun Bisnis yang Sukses dan Berkelanjutan
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menggunakan uang tunai operasional bisnis untuk membayar aset jangka panjang. Ini dapat menyebabkan bisnis Anda kekurangan uang tunai.
Sementara itu, jika Anda harus melakukan pembelian besar seperti peralatan, mesin, atau pengeluaran besar untuk TI, pertimbangkan untuk menggunakan pinjaman bisnis yang memiliki jangka waktu yang sesuai dengan masa pakai aset.
Misalnya, pinjaman tujuh tahun untuk kendaraan yang akan Anda gunakan selama tujuh tahun.