JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui Program Desa Devisa memberikan serangkaian pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan para petani rempah.
Program tersebut dijalankan karena permintaan terhadap rempah-rempah Indonesia tetap menguat di tengah fenomena penurunan harga rempah-rempah secara agregat.
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan LPEI, Rini Satriani menuturkan, Tiongkok, Amerika Serikat, India, Vietnam, dan Belanda menjadi negara tujuan utama ekspor rempah-rempah.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan agar Produk Baru Laku di Pasaran
Sementara itu, peningkatan ekspor tertinggi pada periode Januari-November 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dicatatkan ke Bangladesh, Pakistan, Tiongkok, India dan Peru.
"Pada masa awal merebaknya pandemi COVID-19, kesadaran akan pentingnya kesehatan
meningkat. Rempah-rempah bukan hanya bumbu, tetapi juga bahan baku untuk herba dan obat lokal yang mendukung sistem imunitas tubuh. Hal ini turut mendukung permintaan rempah-rempah dunia," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/1/2024).
Terkait dengan hal tersebut, sepanjang 2023 lalu, LPEI berhasil membangun 917 desa devisa di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya memproduksi rempah-rempah, seperti Desa Devisa Jahe Gajah di Pacitan, Jawa Timur, Desa Devisa Kapulaga di Pangandaran, Jawa Barat, hingga Desa Devisa Vanili di Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Naibaho menyatakan Program Desa Devisa LPEI sejauh ini telah memberikan manfaat langsung kepada 80.234 petani, nelayan, pengrajin dan warga lainnya.
Baca juga: UMKM Raup Untung Ratusan Persen di Acara Haul Guru Sekumpul di Banjar
Hal ini sejalan dengan misi LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, untuk menjadi mitra strategis dalam ekosistem ekspor yang fokus pada beyond financing, developmental impact, dan sustainability.
"Kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan untuk mengatasi hambatan ekspor komunitas, antara lain penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas produksi, prosedur ekspor, perizinan dan sertifikasi, serta akses pasar," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.