Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Robby Herdian, Gagal Berbisnis Pertanian tapi Sukses Berjualan Kue Kering

Kompas.com - 09/02/2024, 08:17 WIB
Tri Purna Jaya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Banyak pebisnis yang mengalami masa-masa pahit ketika mereka memulai usaha. Namun di satu titik, mereka bisa membalik keadaan ketika telah berhasil menemukan kekuatannya. 

Hal ini pula yang dialami oleh Robby Herdian ketika merintis bisnis. Dan, produk bakpao menjadi titik balik bagi owner Ghanias Cake tersebut untuk bangkit dari keterpurukan.

Hingga kini, bisnis panganan kue yang dirintis oleh Robby termasuk ramai di salah satu e-commerce dalam negeri.

Baca juga: Diolah Menjadi Mi, Sagu Ambon Semakin Dilirik Konsumen

Robby mengungkapkan sebelum memulai bisnis kue itu, dia sebenarnya bergelut di bisnis jual-beli pertanian seperti cokelat, singkong hingga kopi. Tak tanggung-tanggung, dalam sehari dia mampu menjual hingga 90 ton hasil bumi.

"Tahun 2012 sampai 2013 bisnis kita hancur lebur karena hasil bumi terdampak el Nino," kata Robby ditemui di gerai Ghanias Cake, Kamis (8/2/2024) pagi.

Kondisi keuangan Robby ketika itu mencapai titik nadir. Semua harta benda terjual habis, mobil dan sepeda motor terpaksa dilego untuk menutup kerugian.

Robby mengaku ketika itu kondisi kejiwaannya depresi berat.

"Sampai anakku harus keluar sekolah karena memang tidak ada biaya dua-duanya. Aku sudah depresi berat," katanya.

Anak Minta Bakpao

Hingga pada suatu hari, sebuah momen membuatnya tergugah untuk kembali bangkit. Momen itu berhubungan dengan kue bakpao.

Ketika itu, seorang pedagang bakpao keliling melintas di depan rumah. Sang anak sudah merengek minta dibelikan.

"Saya beli 1 bakpao, harganya Rp 2.500. Pas mau bayar, saya cari seisi rumah nggak ada duit sama sekali," katanya.

Sambil menahan rasa malu, Robby meminjam uang sebesar Rp 2.500 ke tetangganya untuk membayar bakpao itu.

Dari momen itu, Robby berpikir untuk merintis usaha kue. Karena saat mencari uang untuk membayar bakpao, Robby menemukan buku catatan sang istri yang berisi aneka resep kue.

Robby dan istri lalu mulai bereksperimen dengan resep-resep tersebut. Hingga mulai berani mencoba menjual ke tetangga dan kolega.

Gayung bersambut, kue buatan Robby dan istrinya mendapat apresiasi dan pesanan pun berkelanjutan. Dia memutuskan memberi merek "Ghanias Cake" yang merupakan nama putranya pada tahun 2017 silam.

Baca juga: “Personal Hygiene” yang Wajib Diketahui Pelaku Usaha Makanan

Sambil tetap berjualan secara offline, dia mencoba memulai berjualan di Tiktok Shop dengan toko bernama Ghanias Cake.

Varian kue kering dan basah

Robby menceritakan dari resep sang istri, tokonya itu kini telah mampu menjual 12 varian dari bolu karamel, bolu pandan, bolu ketan hitam, hingga tiramisu.

Varian paling laku adalah kue nastar yang bisa mencapai sekitar 70 persen dari hasil produksi.

"Tahun lalu, kita memproduksi 3.800 toples 70 persennya nastar. Target tahun ini 6.000 toples maret sampai mei. Dan disini kita mempersiapkan untuk momen-momen Idul Fitri, Idul Adha, dan hari besar lainnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau