Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Yuli Astuti, Merintis Muria Batik Kudus demi Melestarikan Batik Tulis

Kompas.com - 02/03/2024, 19:07 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sempat hampir menyerah

Setelah dua tahun mengasah skill membatik dan menimba ilmu tentang membatik, Yuli tergerak membuat kelompok pemberdayaan Perempuan.

Ia mengumpulkan ibu-ibu untuk berlatih membatik selama enam bulan. Sayangnya, ia merasa tak ada kemajuan dari pelatihan itu.

Di momen tersebut, Yuli merasa menjalankan usaha batik sangat sulit. Ia merasa berjalan sendiri, tanpa ada pihak yang mendukungnya.

Belum lagi, Ia harus mengajari perajin lain yang belum bisa membatik untuk mendapatkan sumber daya dalam membangun usahanya.

“Waktu itu saya bahkan sudah mau menyerah, tapi lagi-lagi saya berpikir, tidak ada yang melestarikannya. Ini yang membuat saya tetap kuat. Bersyukur waktu itu temen-temen media mulai membantu saya buat publikasi. Jadi, karena itu saya enggak jadi berhenti,” kenang Yuli.

Baca juga: Selain Diminati Skala Lokal, Batik Tulis Lasem juga Terjual ke India

Produksi batik tulis dan batik cap

Semua batik yang diproduksi Muria Batik Kudus merupakan batik tulis, cat, dan kombinasi tulis.

"Dari awalnya sulit memiliki SDM (sumber daya manusia), akhirnya punya 20 karyawan tetap yang semuanya bisa membatik," katanya.

Proses pembuatan batik, dikatakan Yuli paling lama memakan waktu satu tahun untuk batik tulis. Namun, jika dikombinasikan dengan cap, sekitar seminggu.

Untuk harga batik yang menggunakan canting cap termurah ada di harga Rp 150.000, sedangkan batik tulis dijual mulai jutaan hingga puluhan juta, tergantung dari proses pembuatan, motif, dan desainnya.

Dalam sebulan, Muria Batik Kudus dapat memproduksi sekitar 20 buah batik tulis yang rumit dan 30 batik tulis sederhana. Sementara batik cap antara 30 hingga 1.000 buah, tergantung order yang masuk.

"Produk paling best seller tetap dipegang oleh motif Kapal kandas, maka batik ini dibuat terus-menerus."

Baca juga: Pahami 4 Tips Sukses Usaha Batik, Salah Satunya Jangan Monoton

Bersaing dengan batik printing

Seiring berjalannya waktu, kegelisahan lain mulai datang. Tantangan Yuli kali ini menghadapi persaingan dengan batik printing.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan batik tulis atau cap, batik printing sangat terjangkau harganya. Selain itu, dari waktu pembuatan juga sangat berbeda jauh.

"Batik cap atau tulis, baru jadi dalam hitungan minggu, bulan atau bahkan hitungan tahun, tapi batik printing sehari bisa jadi 100 meter," jelas Yuli.

Masalahnya, batik printing bisa menghasilkan motif yang sama persis dengan batik tulis. Itulah mengapa, banyak orang cenderung memilih emmbeli batik printing.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau