Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abel Jatayu, Lulusan Ilmu Sejarah yang Kini Berbisnis Minuman Sereal

Kompas.com, 9 Maret 2024, 10:00 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Dalam sebulan Numbuk dapat meraup omzet sekitar Rp 20 juta, dengan kuantitas yang laku rata-rata sebanyak 100 pcs.

Baca juga: 4 Tips Sukses Membangun Usaha Minuman Herbal

Keunggulan Produk Numbuk

Semua produk Numbuk alami menggunakan hasil pertanian lokal yang telah dipilah sedemikian rupa. Dengan hasil pertanian seperti kacang-kacangan dan beras, membuat produksi Numbuk rendah akan lemak, gula, dan kalori.

Seperti klaimnya yaitu minuman sereal, produk Numbuk memiliki rasa yang manis, enak untuk dinikmati dan mengenyangkan, sehingga aman dan nyaman bagi lambung.

Maka dari itu, semua produk Numbuk kaya akan serat dan nutrisi. Produk Numbuk mempunyai banyak manfaat, seperti melancarkan metabolisme tubuh, dan lainnya yang baik bagi tubuh.

Produk-produk Numbuk telah bersertifikat halal dan sudah lulus BPOM. Produk Numbuk juga tidak menggunakan bahan pengawet, produk ini bisa awet hingga 18 bulan bukan karena pengawet, melainkan karena kandungan airnya yang berada di bawah 5 persen.

Proses Produksi Numbuk

Abel membeberkan proses produksi Numbuk yaitu dimulai dari pembelian bahan dari petani lokal yang sudah dipilah. Setelah itu di rumah akan dipilah lagi dengan memilih yang terbaik. Lalu kacang atau beras yang digunakan akan disangrai sampai matang, lalu dibuat menjadi tepung, dan dikemas.

Produk Numbuk terdiri dari minuman dengan berbagai varian rasa seperti kacang hijau, kacang kedelai, beras hitam, dan beras merah. Dengan menggunakan bahan alami serta proses produksi tersebut, produk tersebut dibandrol hanya dari Rp 20.000 hingga yang termahal Rp 65.000, dengan beras hitam varian best seller-nya.

Kendala usaha

Kendala saat menjalankan usaha Numbuk ini kerap ditemui Abel saat ia melakukan pemasaran. Produknya cukup baru dan masih membutuhkan brand awareness yang lebih lagi.

“Karena produk baru, customer masih asing sama Numbuk, jadinya waktu awal ngerasain, katanya aneh, tapi setelah mencoba kedua kali atau selebihnya mereka mulai antusias. Kata mereka juga enak dan lebih gampang dikonsumsi,” ucap pria asli Salatiga itu.

Mengatasi kendala pemasaran itu, Abel pun tak ketinggalan dalam menggunakan digital marketing. Dengan menggunakan digital marketing, produk Numbuk bisa sampai ke Papua, Aceh, dan Pulau Sumatera lainnya.

UMKM Binaan Bank Mandiri

Selama menjalani usaha, Abel mengaku dapat banyak dukungan dari pemerintah. Ia mendapat binaan seperti pembelajaran tentang digital marketin, mengurai persoalan-persoalan bisnis, dan masih banyak lagi. Mulai dari 2023 lalu, Numbuk resmi menjadi UMKM binaan Bank Mandiri.

Dengan dibina Bank Mandiri, Numbuk selalu diajak untuk pameran, seperti contohnya Dhawafest 2024. Itu adalah pameran pertama kali Numbuk di luar Jawa Tengah. Selama ini Numbuk hanya mengikuti bazar atau pameran di sekitar Jawa Tengah saja.

“Di Dhawafest ini pertama kalinya kita pameran di luar Jawa Tengah, berkat ajakan dari bank Mandiri,” ungkap Abel.

Baca juga: 5 Ide Bisnis Minuman Kekinian dengan Modal di Bawah Rp5 Juta

Pada akhir Abel mengungkapkan harapannya, agar produk Numbuk dapat dinikmati oleh seluruh Masyarakat Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau