Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Meningkat, Produsen Cincau di Kota Malang Banjir Pesanan

Kompas.com - 14/03/2024, 14:25 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Penjualan cincau di Kota Malang, Jawa Timur meningkat saat bulan suci Ramadan tahun ini. Salah satunya dialami oleh produsen yang berada di di Jalan Laksamana Martadinata Gang 6B Nomor 38, atau dekat Pasar Kebalen.

Hariati selaku pembuat cincau mengatakan dirinya sempat pesimis saat awal puasa Kota Malang diguyur hujan deras yang bisa berpengaruh terhadap usahanya.

"Kemarin itu hujan, produksi dikira sepi tapi cuaca sekarang juga panas, sekarang lumayan lagi. Hari pertama puasa itu sepi, kan hujan seharian, mulai pagi, siang dan malam hujan terus enggak berani bikin banyak," kata Hariati, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Kisah Dua Perempuan Asal Bali Sukses jadi Tuan Rumah Airbnb

Saat ini, Hariati bisa memproduksi 300 blek atau kaleng besar cincau setiap hari, yang dijual ke pasa-pasar tradisional di Kota Malang, di antaranya, seperti Pasar Bunulrejo, Pasar Kebalen, Pasar Blimbing dan Pasar Gadang.

"Produksi 300 blek satu hari, kalau hujan 250 blek. Harga setiap blek Rp 50.000, beratnya 25 kilogram," katanya.

Jika dibandingkan hari-hari biasanya, usahanya rata-rata hanya memproduksi sekitar 30-40 blek cincau saja.

"Sebelum Ramadan produksi paling sekitar 30-40 blek, karena hanya melayani langganan setiap hari yang orang-orang jualan," katanya.

Hariati menjelaskan proses pembuatan setiap 20 blek cincau membutuhkan waktu sekitar 4 jam dengan dibantu  Hariati dalam menjalankan usahanya dibantu oleh 4 pegawainya.

Dikatakannya, semakin berjalannya waktu, banyak bermunculan usaha cincau lainnya. Namun, dia bersyukur, hal itu tidak membuat kehilangan para pelanggannya.

Baca juga: Pahami, Ini Tantangan Berbisnis di Era Digital

"Sekarang sudah banyak yang meniru kita, tetapi bersyukur semua langganan itu masih ke kita, rejekinya," katanya.

Hariati juga mengeluhkan harga bahan baku cincau yang mahal. Bahkan, dia harus mendatangkan daun cincau yang harus didapatkan dari Ponorogo.

"Daunnya enggak ada yang tandur, daun cau nya, dulu banyak yang jual, sekarang sulit, mahal, banyak yang tidak jualan. Sepertinya karena pengaruh cuaca jadi yang menanam tidak banyak, cuacanya kan hujan terus,"

"Ini daun didatangkan dari Ponorogo kualitasnya jadinya bagus, hitam dan kenyal, kalau tidak dari sana hasilnya jelek, kalau dari sini beda seperti cokelat begitu," katanya.

Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap keuntungan yang diterima menurun 4 persen, dengan harga jual yang sama.

"Keuntungan yang diperoleh berkurang 4 persen, sagunya ya mahal, harganya naik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia
Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau