Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Viralnya Head of Market, Toko Sepatu Bekas Impor di Bintaro

Kompas.com - 03/04/2024, 13:15 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis thrifting tak hanya terbatas pada pasar pakaian bekas layak pakai, tetapi juga sepatu-sepatu bekas yang kualitasnya masih bagus.

Thrifting sepatu banyak diminati, karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sepatu baru.

Akhir-akhir ini, toko Head of Market yang menjual sepatu bekas impor, viral di media sosial. Toko yang berlokasi di Villa Bintaro Indah, Tangerang Selatan ini, menawarkan berbagai merek sepatu bekas yang diimpor dari Thailand. 

Pemilik Head of Market, Reza (24) menceritakan perjalanan bisnisnya kepada Kompas.com, Minggu (31/3/2024). Termasuk tantangan yang ia hadapi dan pengalaman selama mengimpor produk di Thailand.

Baca juga: Kisah Miftakhu Khafid, Raup Omzet Belasan Juta Per Bulan dari Bisnis Thrifting

Dari Jual Sepatu Vans ke Thrifting

Sebelum berbisnis sepatu bekas impor, Reza adalah penjual sepatu merek Vans selama 4 tahun. Ia kemudian beralih ke bisnis thrifting sepatu. Perhatian Reza condong pada negara Thailand untuk mencari sepatu bekas. 

Reza mengatakan, Thailand merupakan pusat sepatu-sepatu bekas yang menampung dari berbagai negara seperti China, Singapura, dan Pakistan.

Menurutnya, target pasar bisnis sepatu bekas di Indonesia terbilang besar. Apalagi ,saat bulan Ramadan dan menjelang lebaran. 

Baca juga: Jangan Keliru, Bisnis Preloved Berbeda dengan Barang Bekas

"Menurut saya di bulan Ramadan ini juga ada keberkahan, jadinya apa-apa bisa sold out. Termasuk bisnis thrifting sepatu ini," ucapnya. 

Harga sepatu bekas yang dijual oleh Reza berkisar dari harga Rp150.000 hingga Rp 800.000. Merek sepatu bekas yang dijual pun juga bermacam-macam. 

"Ada banyak merek terkenal yang kami jual, di antaranya ada Nike dan Converse. Kemudian ada sepatu Docmart juga," lanjutnya. 

Baca juga: 3 Tips Sukses Membangun Bisnis Sepatu

Tantangan Impor dari Thailand

Saat ditanya pengalamannya mengimpor sepatu bekas dari Thailand, Reza mengungkap banyak kendala yang dialaminya. Ia mengaku kesulitan mencari supplier yang menyediakan sepatu bekas berkualitas di Thailand. 

"Cari supplier di Thailand itu susah dan enggak semudah itu. Enggak bisa langsung dapat dan perjalanannya sangat panjang," ucap Reza. 

Belum lagi permasalahan transportasi untuk mengangkut sepatu-sepatu bekas tersebut selama di Thailand. 

Baca juga: Mengulik Tren Bisnis Thrifting di Purworejo, Bertahan di Kalangan Millenial

"Selama di sana, kami menggunakan kereta untuk membawa sepatu-sepatu bekas ke pusat toko sepatu kami di Thailand. Perjalanan menggunakan kereta itu selama 5 jam dan keretanya enggak ada AC. Bahkan kami sampai berdiri juga," tutur pemilik Head of Market tersebut.

Selain itu, kendala yang sering dialami oleh Reza adalah soal bahasa. Untuk berkomunikasi dengan supplier di Thailand, tentu harus saling memahami bahasa masing-masing, agar terjadi kesepakatan yang diinginkan. 

Halaman:

Terkini Lainnya
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau