JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 banyak memberikan dampak negatif, salah satunya banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan kepada karyawannya.
Hotifah, 44 tahun, merupakan salah satu yang terkena PHK akibat pandemi Covid-19.
Setelah pandemi mereda, tepatnya di tahun 2022, Hotifah memutuskan untuk memulai membangun bisnis makanan.
Baca juga: Dari Pekerja Pabrik, Tuti Nurhayati Sukses Bisnis Boneka Beromzet Belasan Juta
“Setelah pandemi mereda, saya sempat bingung mau ngapain. Soalnya sama anak pun enggak dibolehin kerja, katanya ditinggal-tinggal terus, jadi ya sudah saya buka usaha saja, supaya tetap menghasilkan,” ungkap Hotifah di Jakarta, Sabtu (30/3/2024).
Bisnis makanannya dinamakan Maipeh Food, di mana diambil dari nama panggilan Hotifah yaitu “Ipeh”.
Produk Maipeh Food ini berupa kentang mustofa. Hotifah menyatakan, bahwa kentang merupakan makanan favoritnya dan keluarga.
“Kentang itu saya sukanya karena diapain aja bisa enak. Orang rumah pun pada suka, jadi saya mikirnya waktu itu, kalau pun rugi karena enggak ada yang beli, ya masih bisa kami yang makan,” jelas Ibu dari 2 anak itu.
Selain itu, saat masih menyandang status pekerja di suatu perusahaan dan juga merangkap sebagai ibu rumah tangga, ia mengaku tak mempunyai banyak waktu untuk memasak bagi keluarganya.
Maka, dengan dirinya sering menyediakan kentang mustofa, yang menurutnya praktis dijadikan lauk untuk makanan berat atau sekadar camilan.
Dari pengalaman tersebut, Hotifah menargetkan ibu-ibu bekerja sebagai target pasar usahanya. Namun juga tidak terkecuali, anak-anak muda yang suka ngemil.
Baca juga: Cerita Syanty Bisnis Hampers, Padukan Produk Homewares dan Kue Kering
Saat pertama kali memulai usaha kentang Mustofa, Hotifah mengaku hanya membutuhkan modal sekitar Rp 500 ribu.
"Enggak disangka, saat pertama kali memasarkan, langsung mendapat respons positif, karena peminatnya banyak," ujarnya.
Hal itu, membuat Hotifah dapat terus memutar keuntungan untuk produksi lagi dan lagi.
Hingga saat ini, dalam sebulan Hotifah dapat menghasilkan omzet di atas Rp 10 juta dengan 250-an toples yang laku per bulannya.
Dalam sekali produksi, Hotifah mengaku ia langsung memproduksi dalam jumlah besar, yaitu menggunakan 50 kg kentang Dieng.
"Kami sudah mempunyai supplier tetap untuk stok kentangnya. Jadi setiap dua minggu, sebanyak 50 kg kentang akan dikirimkan," ungkap Hotifah.
Waktu pengerjaan produksi kentang mustofa menghabiskan waktu sekitar dua hari, hingga siap dijual.
Untuk memproduksi kentang mustofa, Hotifah memberdayakan dua orang tenaga kerja, di mana keduanya adalah ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar rumah produksi Hotifah, yaitu di daerah Kembangan, Jakarta Barat.
Baca juga: Kisah Sepasang Collection, Merintis Bisnis Sepatu Saat Pandemi Covid-19
"Produksi sebagian besar masih menggunakan tangan (manual), satu-satunya yang menggunakan mesin adalah alat untuk potong atau serut kentang dan oven," paparnya.
"Jadi untuk mengupas, membumbui, dan lain sebagainya masih murni menggunakan tangan," lanjut Hotifah.
Selain dua orang pegawai, Hotifah juga turun tangan dalam proses produksi, marketing, dan penjualan.
"Dengan dioven, kentang mustofa Maipeh Food bisa tahan hingga 3 bulan. Kentangnya juga jauh lebih kriuk, karena dengan dioven, menghilangkan kandungan air dan minyak sisa goreng. Jadi kentang bisa awet tanpa pengawet," jelasnya.
Produk kentang mustofa yang minim minyak dan tahan hingga 3 bulan itu dibandrol dari harga Rp 25 hingga Rp 50 ribu.
Dengan varian original (kentang saja), kentang teri, kentang teri kacang, dan kentang kacang. Hingga saat ini, varian original masih menjadi produk yang paling laris.
Memasuki bulan Ramadan, penjualan Maipeh Food meningkat tiga sampai empat kali lipat dari bulan biasanya.
"Omzet Maipeh Food bisa naik menjadi Rp 30-40 juta, sekitar 600-700 kaleng kentang mustofa bisa ludes hanya di bulan puasa," ungkap Hotifah.
Spesial di bulan Ramadan, Hotifah juga menyediakan versi hampers. Menurutnya hal itulah yang menjadikan penjualan Maipeh Food naik. Hal ini menjadi berkah bagi Hotifah, tetapi di sisi lain juga menjadi tantangan.
“Yang ngerjain sama permintaan yang masuk enggak seimbang. Permintaan tinggi tapi tenaga kerja enggak ada, apalagi alat produksinya juga kurang mumpuni karena memang masih manual. Jadi kayak kejar-kejaran,” jelas Wanita asli Tegal itu.
Selain itu, belum lagi ditambah dengan kenaikan harga bahan baku seperti minyak, cabai, dan terutama kentang. Maka dari itu, biasanya Hotifah akan menyiapkan stok kentang terlebih dahulu.
Namun, jika naiknya harga kentang sudah melebihi budget Hotifah, ia akan memutuskan untuk berhenti produksi sementara.
Baca juga: Cerita Nevia Merintis Bisnis Fesyen Muslim, Omzet Naik 75 Persen Saat Ramadan
Selama dua tahun menjalankan bisnisnya, Hotifah mengaku merasakan kendala, terutama soal pemasaran.
“Pembeli saya kebanyakan yang itu-itu lagi, jadi kayak berputar di situ-situ saja, karena saya enggak punya budget lebih juga buat iklan atau pemasaran yang lain. Jadi untuk marketing memang saya handle sendiri,” tutur Hotifah.
Sejauh ini, ia memanfaatkan media sosial Instagram (@maipehfood), e-commerce seperti Shopee, reseller yang telah tersebar di seluruh daerah Jakarta, dan berbagai pameran.
Namun kendala yang ia alami, mulai menemukan jalan keluar, saat Maipeh Food menjadi binaan Pegadaian dan BRI.
Pasalnya, dengan menjadi binaan, Hotifah mendapat kesempatan mengikuti pelatihan seputar digital marketing, packaging produk, dan sebagainya.
“Pegadaian dan BRI itu sedang menggalakkan UMKM agar bisa naik kelas. Maka dari itu saya juga melek dan mencari bantuan-bantuan pemerintah untuk Maipeh Food,” aku Hotifah.
Dengan bantuan dari Pegadaian dan BRI, Hotifah mengaku sangat terbantu mengatasi kendala pemasaran produk kentang mustofa-nya itu, karena mereka selalu mengajak Maipeh Food untuk selalu ikut pameran di berbagai daerah.
Selain itu, produk Maipeh Food juga mendapat kesempatan untuk dijual di vending machine stasiun Gambir dan juga Bandara Soekarno Hatta.
Baca juga: Kisah Sukses Khalid, Bisnis Produk Herbal Bermodal Uang Pesangon PHK
“Pemerintah sudah membantu pemasaran dalam negeri, membuat kentang mustofa Maipeh Food bisa sampai bahkan ke Pulau Sumatera. Untuk ke depannya saya ingin naik level, semoga Maipeh Food bisa ekspor ke luar negeri juga,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.