Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceruk Pasar Masih Terbuka Lebar, Yulianah Sukses Berbisnis Lilin Organik

Kompas.com - 08/04/2024, 12:29 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

“Karena sudah diambil madunya, jadinya sarang lebah tidak digunakan lagi. Sisa-sisa sarang itulah yang saya manfaatkan sebagai bahan bakar lilin. Saya membeli langsung dari peternak lebah madu,” jelas Yuliana.

Hal ini sekaligus membantu para peternak lebah memperoleh solusi atas sisa-sisa sarang lebah yang tidak terpakai dan menjadi limbah.

Memanfaatkan Fasilitas Bank untuk Permodalan

Saat mengawali usaha lilin organik ini, Yulianah memanfaatkan fasilitas KUR yang disediakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Saat itu dia mengambil pinjaman senilai RP 25 juta untuk usaha yang dijalankan ini.

Fasilitas tersebut dia gunakan untuk mendukung produksi serta bahan baku. Selain itu, dia juga memanfaatkan KUR tersebut untuk pengembangan usaha.

“Alhamdulillah sekarang sudah lunas,” kata Yulianah.

Produksi lilin organik merupakan salah satu sub sektor industri kreatif sektor kriya, yang bisa mendapatkan pembiayaan oleh BRI. Hal ini merupakan komitmen dari perseroan menumbuhkan inovasi dan kreativitas di kalangan pelaku UMKM.

Sementara itu mengutip data Kementerian Perindustrian pada 2023, sektor ekonomi kreatif menyumbang sekitar 7,8% dari Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesoa. Hal ini membuktikan kontribusi sektor ekonomi kreatif cukup signifikan dalam perekonomian negara.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tahun ini pemerintah mengalokasikan penyaluran KUR tahun 2024 senilai Rp 165 triliun melalui perseroan.

Baca juga: Ingin Ajukan KUR BRI? Pahami Persyaratan dan Aturan Mainnya

“Untuk 2024, kami sudah mendapatkan target menyalurkan KUR Rp 165 triliun,” ujarnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (20/3/2024).

Alokasi penyaluran KUR melalui BRI tahun ini lebih besar jika dibandingkan tahun 2023 dengan plafon Rp 163,3 triliun. KUR yang akan disalurkan BRI tahun ini juga lebih besar, dibanding tahun 2019 dan 2020 masing-masing Rp 87,9 triliun dan Rp 138,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau