Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Ilmu dari Warga Perancis, Dhanu dan Yulianah Sukses Berbisnis Lilin Organik

Kompas.com - 08/04/2024, 23:48 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Produk lilin organik saat ini semakin diminati oleh konsumen. Tak sekedar karena produk yang handmade, namun juga ramah lingkungan.

Seperti yang dialami oleh Yulianah (43) yang mengusung brand Jakarta Candle, dia konsisten menggunakan bahan baku organik untuk menjaga agar lilin yang diproduksi selalu berkualitas.

Saat ini, lilin-lilin yang diproduksi Yulianah telah menjadi souvenir bagi konsumen ritel, terutama bagi pejabat di lingkungan Kabupaten Bogor. Selain itu, banyak wedding organizer yang mulai melirik produk Jakarta Candle sebagai aksesoris pelengkap acara pernikahan.

Baca juga: Ceruk Pasar Masih Terbuka Lebar, Yulianah Sukses Berbisnis Lilin Organik

Banyaknya konsumen yang membeli membuat omzet Jakarta Candle bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam setahun. Hal ini membuat Yulianah semakin terpacu untuk selalu melakukan inovasi dan pengembangan produk.

Namun sebelum mencapai seperti saat ini, Yulianah menghadapi sejumlah tantangan. Bahu membahu bersama suaminya, Dhanu Trapsilo (43), dia berhasil melalui berbagai tantangan tersebut dengan menghasilkan produk-produk yang menarik dan inovatif.

Belajar dari Warga Perancis di Bali

Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Sabtu (6/4/2024), Yulianah mengungkapkan usaha lilin organik ini sebenarnya dimulai dari gagasan suaminya. Saat itu sang suami baru saja keluar dari tempat kerjanya, yakni sebuah workshop lilin organik di Bali yang dimiliki warga Perancis.

Kembali ke Bogor, sang suami tidak ada pekerjaan. Lantas Dhanu mencoba membuat lilin organik yang ilmunya dia pelajari ketika masih bekerja.

“Saat itu tahun 2011. Suami yang dari Bali kembali ke Bogor tidak ada aktivitas. Dia lantas mencoba membuat lilin seperti yang dia kerjakan saat di workshop milik orang Perancis. Sementara saya tetap bekerja di sebuah perusahaan konsultan ISO agar tetap punya pendapatan rutin,” kata Yulianah.

Baca juga: UMKM Sidoarjo Ekspor Berhasil Ekspor Keripik Singkong ke Belanda

Awal-awal berproduksi, lilin buatan Dhanu belum banyak dikenal oleh pasar. Namun keduanya tidak menyerah. Berbagai inovasi dicoba hingga pelan-pelan bisa konsisten memproduksi lilin organik.

Dalam menjalankan usaha, Dhanu lebih fokus pada produksi dan inovasi produk. Sementara itu Yulianah lebih banyak untuk menjalankan fungsi kehumasan dan mengoptimalkan media sosial.

Mendapat Fasilitas KUR BRI

Yulianah owner Jakarta CandleKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Yulianah owner Jakarta Candle
Tahun 2014 usaha yang dirintis Yulianah dan Dhanu mulai menapaki milestone baru. Berbarengan dengan anggota keluarganya, Yulianah mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saat itu jumlah yang diajukan tidak banyak, yakni Rp 25 juta.

“Ibu saya punya toko kelontong dan didatangi oleh petugas dari BRI untuk menawarkan KUR. Ya udah, saya ikut mengajukan sekalian buat tambahan modal,” ujar dia.

Dari modal tersebut, Yulianah dan Dhanu mengembangkan usahanya. Berbagai bahan baku organik dia beli untuk mendukung kegiatan produksi.

Setelah beberapa waktu, dia berhasil melunasi pinjaman seiring dengan berkembangnya usaha.

Ingin Lebih Dekat dengan BRI

Jakarta Candle telah memiliki banyak pelanggan. Hal itu tidak lepas dari upaya yang dilakukan Yulianah dan Dhanu untuk mempromosikan produk lilin organiknya.

Tahun 2016 Jakarta Candle telah mulai memanfaatkan media sosial serta e-commerce untuk mendorong bisnis. Dia juga sering diajak mengikuti pameran oleh sejumlah instansi pemerintah.

Baca juga: Jakarta Candle Gunakan Bahan Alami dan Berhasil Raup Omzet Rp 700 Juta Per Tahun

Seperti halnya Trade Expo Indonesia (TEI) yang diselenggarakan di kawasan BSD, tangerang Selatan beberapa waktu lalu, Yulianah dengan Jakarta Candel-nya ikut menjadi bagian dari perhelatan akbar tersebut.

“Namun saat ini saya juga ingin bisa ikut dalam program pendampingan oleh BRI. Saya sebelumnya sudah pernah menjadi nasabah, dan sekarang mau mencoba untuk menjadi binaannya BRI,” harap Yulianah.

Program Pendampingan BRI

Hingga saat ini BRI memiliki sejumlah program pemberdayaan UMKM yang terbagi ke dalam beberapa program di antaranya Desa BRILian, Program Klaster UMKM, Link UMKM dan Pasar Rakyat Indonesia (PARI), serta Ruman Bersama BUMN.

Terkait dengan RUMAH BUMN, pada akhir 2023 jumlah UMKM yang terdaftar di Rumah BUMN BRI mencapai 418.000 UMKM dengan 12.000 jumlah pelatihan atau naik 3 kali lipat dibanding 2019.

Baca juga: Rumah BUMN Rembang Catatkan Nilai Transaksi Penjualan Produk UMKM Capai Rp 3 Miliar

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menerangkan bahwa program Rumah BUMN efektif memberdayakan pengusaha di segmen mikro, bahkan lebih kecil lagi sampai dengan level ultra mikro untuk tumbuh dan berkembang.

“Program seperti ini kami akan perkuat di program yang menjangkau segmen mikro lebih bawah lagi, atau ultra mikro. Kami bekerja sama dengan PNM dan Pegadaian yang sudah menjadi bagian dari Holding Ultra Mikro. Kami akan permudah serta percepat UMKM mulai dari ultra mikro ke mikro hingga menjadi pelaku usaha yang difasilitasi pinjaman komersial," ucap Supari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau