Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Kompas.com - 23/04/2024, 14:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

“Saya membayar tenaga saja kepada tetangga dan saudara yang membuat layang-layang ini,” jelas dia.

Penghasilan Lumayan

Ketika musim kemarau, setiap perajin rata-rata bisa menghasilkan rata-rata satu hingga dua bal atau 2.000 lembar layang-layang. Dengan jumlah perajin sebanyak 15 orang, maka jumlah mainan yang bisa dihasilkan mencapai 15-30 bal atau antara 15.000-30.000 lembar layang-layang setiap pekan.

Layang-layang tersebut dijual kepada agen besar seharga Rp 350.000 per bal. Sehingga, omzet yang bisa didapat oleh Titin setidaknya Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per pekan atau sekitar Rp 20 juta- Rp 40 juta per bulan pada musim tersebut.

Akan tetapi ketika musim hujan, omzet yang diperoleh bisa menyusut karena permintaan layang-layang mengalami penurunan.

Baca juga: Rully Mustakimah, Lulusan Sastra Arab yang Lihai Meracik Sabun Herbal

“Seperti saat ini musim penghujan, permintaan turun bahkan sepi sehingga produksi layang-layang juga kami sesuaikan. Tapi alhamdulillah, sedikit-sedikit masih ada yang memesan,” lanjut Tinawati.

Sebagaimana ketika Kompas.com berkunjung ke kediaman Tinawati, saat itu dia baru saja menerima order sebanyak dua bal atau 2.000 lembar layang-layang dari pembeli. Sebelumnya, dia belum mendapatkan order karena masih masuk musim hujan

Jaga Komitmen Bayar Cicilan KUR

Bisa dibilang usaha layang-layang ini merupakan bisnis musiman. Pendapatan tinggi akan dibukukan ketika musim kemarau. Demikian sebaliknya ketika musim penghujan.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Mantri BRI Unit Cijeruk Bogor yang membawahi perajin layang-layang di Cimande, Ricki Rahmat.

“Bisnis layang-layang memang bisnis musiman. Namun perajin layang-layang di sini, seperti Bu Titin, itu pembayaran cicilannya lancar,” kata Ricki.

Salah satu kunci lancarnya pembayaran adalah kedisiplinan dari nasabah dalam mengatur keuangan.

Sebagaimana diungkapkan Titin, setiap bulan dia selalu menyisihkan uang yang diperoleh dari penjualan layang-layang khusus untuk membayar cicilan KUR.

“Saya setiap minggu menyisihkan 15-20 bal yang dijual khusus untuk membayar cicilan pinjaman KUR ke BRI. Dari situ saja sudah cukup untuk menutup cicilan. Selebihnya, pendapatan akan saya alokasikan untuk membayar perajin dan membeli bahan baku,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, banyaknya perajin layang-layang di Cimande mendorong BRI melalui kantor BRI Unit Cijeruk menjadikan usaha tersebut sebagai salah satu klaster usaha yang mendapatkan fasilitas KUR.

Baca juga: Raih Cuan dengan Menjadi Agen BRILink, Begini Strateginya

Klaster layang-layang ini merupakan sektor yang unik, yang bisa ditemui di Cimande dan berbeda dari klaster UMKM pada umumnya yang bergerak di bidang makanan.

“Memang ada keunikan pada klaster layang-layang ini. Di Kampung Tarikolot dan Lemahduwur perajin masih bertahan. Selain petani, kebun, di sana ada pekerjaan sambilan yakni membuat layang-layang,” kata Ricki.

Ricki mengungkapkan bahwa bisnis layang-layang di Cimande ini turut berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat setempat. Sebagaimana yang dilakukan oleh Tinawati, usaha yang dijalankan bisa membantu perekonomian warga lainnya yang menjadi perajin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Program
Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Jagoan Lokal
Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Training
Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Program
Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Training
Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Training
Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Jagoan Lokal
Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Training
Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Training
Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Training
Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Training
Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Training
Ka Nung Bakery Ungkap Strategi Bisnisnya hingga Mampu Bertahan Puluhan Tahun

Ka Nung Bakery Ungkap Strategi Bisnisnya hingga Mampu Bertahan Puluhan Tahun

Jagoan Lokal
Tips Aman Mengemas Paket untuk Pengiriman ke Luar Negeri

Tips Aman Mengemas Paket untuk Pengiriman ke Luar Negeri

Training
Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor

Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com