Demikian juga dengan Munji yang memulai usaha ketika dia baru di-PHK dari tempatnya bekerja.
Selain keuletan dan tekad yang kuat untuk berkembang, kesuksesan para pebisnis logam di wilayah Citeureup tidak lepas dari dukungan permodalan.
Mantri BRI Unit Citeureup Muhammad Solahudin mengatakan usaha pembuatan perkakas logam di wilayah ini sangat potensial bagi perekonomian warga. Di antara perajin saling memberi dukungan sehingga hal ini bisa memberikan nilai tambah terhadap usaha yang dijalankan masing-masing perajin.
“Para perajin masing-masing punya spesialisasi. Tak hanya model namun juga bisnisnya. Ada yang bisa memproduksi dalam jumlah besar tapi mengalami kendala saat memasarkannya. Ada yang bisa marketing namun dari segi produksi kurang mendukung. Nah, mereka saling support,” kata Solahudin.
Baca juga: Ingin Ajukan KUR BRI? Pahami Persyaratan dan Aturan Mainnya
Melihat potensi ekonomi yang cukup besar inilah, BRI Unit Citeureup memberikan dukungan melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kolektibilitas para perajin loyang dan perkakas logam ini bagus. Memang masing-masing debitur memiliki kondisi yang berbeda-beda, tapi secara umum bagus,” jelas Solahudin.
Sementara itu Munji menungkapkan fasilitas KUR dari BRI yang dia terima memungkinkannua bisa mengembangkan usaha seperti sekarang.
Sebelum memperoleh KUR, dia pernah mendapatkan pembiayaan dari rekan bisnisnya. Namun demikian, bunga yang dikenakan cukup membebani.
“Saya awalnya mendapat KUR sebesar Rp 10 juta karena sebelumnya kerja sama dengan teman tapi bunganya besar. KUR dari BRI saya pakai untuk bangun tempat produksi,” kata Munji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.