KOMPAS.com - Dalam berbisnis, tujuan utama setiap pelaku usaha tentunya untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya keuntungan ini disebut dengan profit.
Namun, beberapa orang masih mengira profit dan omzet adalah hal yang sama, hanya beda penyebutan. Padahal, keduanya memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan antara omzet dan profit, seperti yang dirangkum dari Gramedia.com,
Omzet adalah nilai total atau pendapatan kotor dari penjualan dalam periode tertentu. Artinya, omzet belum dikurangi dengan modal seperti biaya produksi, biaya operasional, ataupun gaji pegawai.
Sementara profit adalah nilai akhir dari omzet yang sudah dikurangi dengan biaya modal. Artinya, profit merupakan pendapatan bersih dan tidak dikurangi dengan biaya apapun lagi.
Singkatnya, saat menjual produk atau jasa akan mendapat omzet terlebih dahulu. Kemudian omzet akan dikurangi oleh biaya modal hingga akhirnya bisa mendapatkan profit.
Baca juga: Apa Itu Laba Kotor dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Menghitung omzet tentunya berbeda dengan menghitung profit. Omzet dihitung dengan cara menjumlahkan semua pendapatan penjualan selama satu kurun waktu atau periode tertentu.
Menghitung omzet cukup dengan menghitung seluruh pemasukan di periode tersebut tanpa harus dikurangi dengan biaya yang lain. Setelah semua dijumlahkan, kamu akan mendapat total omzet.
Penulisan omzet di laporan laba rugi juga diletakkan di tabel paling atas. Karena omzet ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang lain selama operasional bisnis.
Sementara untuk menghitung profit, cara yang digunakan adalah jumlah omzet akan dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP). Omzet akan dikurangi dengan pengeluaran dan beban selama periode tersebut, misalnya modal dan gaji.
Setelah omzet dikurangi jumlah pengeluaran, maka kamu akan mendapat total profit. Itulah jumlah keuntungan bersih yang kamu dapatkan.
Maka dari itu, di laporan laba rugi profit diletakkan di kolom paling kiri yang menandakan nilai bersih.
Baca juga: 5 Cara Menyeimbangkan Profit dengan Tujuan Bisnis Anda
Omzet dihitung dengan seluruh jumlah penjualan, maka omzet digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan performa mereka selama berjualan.
Dari omzet dapat dilihat berapa tingkat penjualan produk.
Kamu bisa mengevaluasi dan membuat strategi bisnis baru melalui jumlah omzet. Jika omzet yang dihasilkan belum sesuai dengan target, artinya kamu perlu meningkatkan penjualan dengan metode yang lebih baik.
Sementara profit digunakan untuk menunjukkan keuntungan bisnis yang kamu jalankan. Sejauh mana perusahaan tersebut memberikanmu hasil bersih dari penjualan.
Selain itu, biasanya investor yang ingin menanam modal akan melihat presentase dari profit bisnis. Semakin tinggi profitnya, semakin berpeluang untuk mereka menanam saham, karena peluang meraih keuntungan juga lebih besar.
Baca juga: 3 Strategi Marketing untuk Meningkatkan Omzet, Salah Satunya Upselling
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.