JAKARTA, KOMPAS.com – Berstatus sebagai pebisnis pemula, banyak yang memulai bisnis secara online karena belum mempunyai cukup biaya atau mereka merasa bahwa menjalankan bisnis secara online lebih aman dan memiliki resiko kerugian yang kecil.
Begitu juga dengan Fatma Kamal (27), yang memulai bisnis Food and Beverage secara online. Bisnisnya itu ia namakan Yummy Food by Fatma, dengan sisipan namanya sendiri.
Baca juga: Kisah Tyara Aulia Merintis Bisnis, Berawal dari Ogah Kerja Kantoran
Yummy Food by Fatma adalah bisnis makanan dan minuman yang lebih mengarah ke kue atau dessert. Ia menyediakan choux (Maskot Yummy Food by Fatma) donat, mini pie, brownies, pudding, buko pandan, risol, sambosa, tahu bakso, kroket, pastel, susu almon, dan masih banyak lagi.
Semua itu dipasarkan dengan harga Rp 5 ribu hingga yang termahal Rp 50.000.
Mengawali bisnisnya pada tahun 2017 dan selama berjalan enam tahun, Fatma hanya memasarkan produk makanan maupun minumannya itu secara online. Namun pada tahun 2024 atau tahun ketujuh, ia berhasil membuka tokonya sendiri, yaitu di Rawamangun, Jakarta Timur.
Fatma menjelaskan bahwa pemicu utama ia membuka tokonya sendiri adalah karena pelanggan setianya dan para karyawannya. Selain itu, ia memang berniat mengembangkan usahanya itu.
“Customer setia aku banyak banget yang nanyain, katanya ‘kenapa enggak ada etalasenya langsung biar bisa dilihat?’ gitu, terus aku juga memikirkan karyawanku supaya mereka senang dan bisa ngerasain punya etalase, jadi mereka enggak hanya selalu di dapur,” jelas Fatma kepada tim Kompas.com (1/05/2024).
Setelah mulai membuka toko fisik pada tahun 2024, Fatma mengatakan bahwa semua pelanggannya merasa senang. Mereka akhirnya bisa melihat etalase Yummy Food by Fatma dan bisa makan di tempat.
Namun di samping itu, ia merasa masih sedikit kebingungan dan meraba-raba untuk jumlah produksi perharinya.
“Karena Yummy Food by Fatma ini kan masih UMKM dan aku juga belum pernah buka toko langsung. Jadi masih meraba-raba buka toko tuh gimana sih? Permasalahannya ada di dapur sih, karena aku masih meraba-raba harus produksi berapa banyak per harinya,” katanya.
Baca juga: Kisah Rian, Disabilitas Tuli yang Merintis Bisnis Kue dan Catering Bersama Istrinya
Untuk saat ini, Fatma membeberkan bahwa ia memproduksi 100-200 pcs (gabungan jajanan manis dan asin) per harinya. Jumlah itu pun keseringan habis, tapi tak dipungkiri terkadang juga masih tersisa.
Jika dilihat dari latar belakangnya, Fatma bukanlah seorang expert dunia bisnis maupun dunia Food and Beverage. Ia bukan lulusan bisnis ataupun tata boga, tetapi ia merupakan lulusan tata rias.
Ia mengaku setelah menikah, ia memang senang membuat dessert seperti kue dan pudding di rumahnya. Lalu setelah diketahui oleh keluarga bahwa Fatma hobi dalam membuat kue, ia pun ditawari suatu resep choux oleh ipar-nya.
“Awalnya aku ragu, soalnya kan sebelumnya kerjaanku cuma make up aja. Namun setelah berani mencoba, ternyata rasanya enak dan aku berani mulai menjual,” ujar Fatma.
Setelah mendapatkan rasa yang pas, Fatma memberanikan diri untuk membuka pre order pertamanya. Awalnya ia hanya membuka pre-order itu ketika senggang dan tidak ada job untuk make up-nya. Namun, seiring berjalannya waktu, produknya semakin laris dan banyak peminatnya.
Melihat bisnisnya mulai merangkak naik, Fatma akhirnya memutuskan untuk mengikuti kursus-kursus masak dan baking juga.
Untuk memulai bisnisnya itu, Fatma hanya membutuhkan modal sebesar Rp 300 ribu untuk semua bahan-bahannya. Untuk alat seperti oven dan lain-lain, ia masih memanfaatkan milik orang tuanya.
Tahun demi tahun dilewatinya. Permintaan akan bisnisnya terus meningkat, mulai dari pesanan dari pelanggan setianya ataupun pesanan snack box. Maka dari itu ia menambah tenaga kerjanya, dari semula hanya tiga orang, menjadi delapan orang.
Delapan orang itu semuanya merupakan perempuan. Fatma menjelaskan perempuan-perempuan itu ada yang dari tetangganya, mahasiswa, ataupun pelamar lain.
Sumber daya manusia baginya merupakan hal yang penting dalam operasional bisnis. Awalnya, Fatma merasa kesusahan untuk mencari pekerja yang bisa memegang amanah dan berkomitmen.
“Awal aku pernah rekrut lulusan SMA, tapi ngerasa silsilah bill-nya banyak banget. Jadi ngerasa kayaknya enggak bisa deh. Sekarang ini aku ngerekrut mereka yang usia 20-an aja,” ungkapnya.
Namun, saat ini Fatma sangat bersyukur karena timnya yang sekarang sangat dapat diandalkan. Ia merasa karyawannya saat ini bisa meminimalisir permasalahan itu.
Menjalankan usaha Food and Beverage tentu memiliki banyak tantangan. Salah satunya adalah dengan mengikuti tren pasar agar dapat bersaing dengan kompetitor di luar sana.
Makanan maupun minuman merupakan industri yang cepat berkembang dan cepat melalui perubahan tren yang berlaku. Saat menjalankan Yummy Food by Fatma, Fatma mengaku tantangannya dalam berbisnis adalah persoalan mengikuti tren.
Baca juga: Ingin Melestarikan Makanan Jadul, Kartini Merintis Warung Almatiinu
Rasa atau varian dalam makanan sangat bervariasi. Fatma mengaku ia terus memperbarui rasa maupun produk pada makanan dan minumannya.
“Awalnya choux kami cuma ada dua rasa, vanilla dan choco, tapi kami selalu tambahkan rasanya. Saat ini ada cookies cream, kopi, yang disukai banyak kalangan. Kalau ada makanan yang lagi tren pun, aku suka buat dan dijualin,” ujarnya.
Selain itu, tantangannya adalah dengan bersaing dengan kompetitor di luar sana yang telah memiliki brand yang besar. Fatma mengakui bahwa memang produk Yummy by Fatma hampir bisa ditemukan di tempat lain.
Namun, Fatma memiliki motto bahwa Yummy Food by Fatma adalah makanan dan minuman dengan menggunakan bahan premium, tetapi dengan harga yang tidak fantastis atau mahal.
“Jadi harga di aku tuh gak se-tinggi dibanding yang lain, ketika ke sini mereka bisa dapat kue premium dengan harga murah,” kata Fatma.
Untuk menjaga kualitasnya agar tetap memiliki rasa yang sama, Fatma menekankan gramasi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan resep. Jadi tekstur ataupun rasanya akan selalu sama.
“Aku selalu tekanin mereka supaya teliti kalo lagi menimbang,” kata Fatma.
Fatma mengaku ia pernah melakukan endorsement ke banyak artis, salah satunya adalah Fadil Jaidi. Namun ia menegaskan bahwa tidak semua endorsement dapat menjadi pemasaran yang efektif.
“Aku banyak endorse artis, tapi enggak semua ngaruh. Ada yang ngaruh banget, tapi ada juga yang enggak ngaruh sama sekali,” jelas Fatma.
Dengan berbagai hal yang ia lakukan, mulai dari penjagaan kualitas, pemasaran, dan lain-lainnya, saat ini pun, Fatma berhasil menggaet artis seperti Cleopatra dan Melody sebagai loyal customer Yummy Food by Fatma.
“Alhamdulillah Cleopatra dan Kak Melody masih menjadi loyal customer sampai saat ini,” bebernya.
Pada akhir, Fatma berharap agar Yummy Food by Fatma bisa terus berkembang, mulai dari produk hingga karyawannya.
“Yang paling penting, Yummy Food by Fatma bisa terus menyebarkan keberkahan bagi setiap orang,” tambah Fatma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.