Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Jumico Jacobs, Merintis Bisnis Ecoprint hingga Lahirkan Banyak Pengrajin

Kompas.com - 07/05/2024, 13:05 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pagi itu, sebuah rumah produksi ecoprint yang terletak di Sukaraja Kabupaten Bogor nampak teduh dengan pepohonan yang tumbuh di pekarangan rumahnya.

Terlihat sebuah kuali besar mengepul, di dalamnya terdapat gulungan kain yang tengah direbus. Inilah pemandangan pertama yang dilihat oleh Kompas.com saat datang ke Jumico Jacobs Ecoprint.

Seorang wanita menyambut kedatangan kami. Dengan binar di matanya, wanita bernama Jumico Jacobs yang akrab disapa Miko mengatakan, bahwa ini adalah rumah produksi sekaligus gallery Jumico Jacobs Ecoprint.

Baca juga: Kisah Ardi Lada, Inovasi Bisnis Produk Kulit dengan Teknik Ecoprint

Keajaiban Daun

Kecintaan Miko terhadap ecoprint bermula dari tahun 2017. Pada saat itu, seorang temannya memperlihatkan selembar kain ecoprint yang harganya ratusan ribu rupiah.

Ecoprint adalah teknik mencetak dengan bahan alami yang ada di sekitar seperti daun, bunga, batang, hingga ranting tumbuhan. Ecoprint tentunya ramah lingkungan.

Miko yang terheran-heran dengan konsep ecoprint akhirnya memutuskan untuk mengulik lebih jauh mengenai ecoprint. Bagaimana bisa guguran daun itu secara ajaib menghasilkan motif cantik di atas kain?

"Kok pakai daun ya? Aku akhirnya minta belajar ke gurunya di Yogyakarta. Belajarnya itu struggle banget, karena pada tahun itu belum ada literatur yang membahas tentang ecoprint," jelas Miko kepada Kompas.com, Senin (8/5/2024).

Proses pembuatan ecoprint, Jumco Jacobs EcoprintKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Proses pembuatan ecoprint, Jumco Jacobs Ecoprint

Jatuh bangun prosesnya, Miko banyak belajar dengan cara learning by doing. Pasalnya, teknik ecoprint ini cukup tricky. Sebab warna yang dihasilkan itu bisa berbeda-beda.

"Lama kelamaan saya jadi hobi terhadap seni ecoprint ini. Karena ecoprint itu seperti melukis. Beda tangan beda hasil, beda kain beda hasil," imbuhnya.

Meskipun hal itu menjadi salah satu kelebihan ecoprint, beberapa pengrajin ecoprint justru sering kesulitan jika ada request warna dari customer.

Namun, Miko yang kini sudah hafal seluk beluk ecoprint tidak kesulitan lagi jika menemui kondisi seperti itu. Ia mengaku, saat ini sudah bisa menakar warna yang ingin dihasilkan.

"Akhirnya dengan berbagai percobaan, saya menemukan klik. Kuncinya ada dua, yaitu cuka dan tunjung, itu bisa memengaruhi warna yang dihasilkan," ungkap Miko.

Baca juga: Peluang Usaha Ecoprint, Begini Cara Membuatnya

Jakarta Fashion Week

Hobi seni ecoprint Miko mengantarnya tampil gratis di Jakarta Fashion Week 2018. Sambil bernostalgia, wanita asal Sulawesi Utara ini, tersenyum mengingat pengalamannya pada saat itu.

Miko yang belum mengerti dunia fashion show tentu masih meraba-raba, bahkan Miko pada saat itu belum bisa menjahit.

Masa persiapan yang singkat mengharuskan Miko cepat beradaptasi dan membuat produk ecoprint yang stand out.

Baca juga: Sulit Menjadi Mudah! Pelajari Strategi Membuat Produk Ecoprint

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Program
PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

Training
5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

Training
Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Training
Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Program
KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

Program
Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Training
Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Training
Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Jagoan Lokal
FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

Training
Total Membantu UMKM

Total Membantu UMKM

Program
Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Training
KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

Program
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Program
Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau