Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Menjadi Mudah! Pelajari Strategi Membuat Produk Ecoprint

Kompas.com - 01/03/2024, 19:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comEcoprint mulai terdengar akhir-akhir ini. Ecoprint adalah teknik mencetak pada media yang berbahan dasar alam menggunakan material alam seperti daun dan bunga.

Banyak ide bisnis yang bisa dihasilkan menggunakan teknik ecoprint ini. Kamu bisa membuat tas, dompet, atau baju ecoprint.

Selain ramah lingkungan karena memanfaatkan hasil alam, ecoprint memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Setiap produk ecoprint memiliki motif yang berbeda-bada mengikuti serat alami dari tumbuhan.

Namun untuk menjalanjkan bisnis ini juga cukup tricky. Begitupun yang dialami oleh Ardi Lada, owner Wrekso Leather Goods brand lokal yang memproduksi tas, dompet, dan kain kulit dengan teknik ecoprint.

Ia membagikan pengalaman trials and errors-nya selama berbisnis tas kulit menggunakan teknik ecoprint. Dari karakteristik ecoprint ini, kamu bisa menemukan strategi untuk menghadapi tantangan dalam berbisnis ecoprint.

Baca juga: Kisah Ardi Lada, Inovasi Bisnis Produk Kulit dengan Teknik Ecoprint

Warna yang berubah setelah dimasak

Saat kamu menggunakan teknik ecoprint, jangan kecewa kalau warna daun yang semula hijau namun di akhir proses produksi berubah menjadi warna lain. Tidak perlu heran karena ini adalah hal lazim dalam ecoprint.

“Tumbuhan itu punya zat warna, namanya tanin. Ada beberapa tumbuhan yang kadar taninnya kuat. Seperti daun jati dan daun kemang” jelas Ardi.

Untuk mengeluarkan tanin tersebut, kamu harus memanaskannya. Bisa dengan direbus atau di-steam. Kemudian daun dipanaskan pada media dengan di-press atau digulung.

“Untuk mengeluarkan warna perlu ada tekanan dan panas. Dalam waktu tertentu keluar taninnya” lanjut Ardi.

Kamu bisa mengambil sisi keunikan dari hal ini. Meskipun warna yang berubah menjadi ungu ataupun coklat, produk ecoprint justru terlihat lebih menarik.

Motif tumbuhan tergantung musim dan lokasi

Tantangan dalam membuat produk ecoprint adalah bahan baku itu sendiri, yaitu daun dan bunga. Meskipun Indonesia hanya mengalami dua musim, namun beberapa tumbuhan memiliki waktu mekar yang berbeda-beda dan tidak selalu tersedia setiap waktu.

Lokasi juga menjadi faktor utama. Terkadang ada tumbuhan banyak ditemukan di beberapa daerah saja. Ardi mengaku bahwa musim dan lokasi berpengaruh dengan hasil akhir ecoprint.

“Kadang beda musim dan beda lokasi itu berpengaruh. Karena hasilnya nanti juga akan beda” tutur Ardi.

Baca juga: Peluang Usaha Ecoprint, Begini Cara Membuatnya

Meskipun begitu, kamu tetap bisa mengandalkan sumber daya alam yang ada disekitarmu. Gunakan tanaman khas di daerah kamu sebagai ciri utama dari produk ecoprint kamu. Dengan begitu kamu tidak ketergantungan membeli daun dan bunga dari luar daerah.

“Untuk ecoprint ini daunnya didapatkan di sekitaran Yogyakarta saja. Tidak harus beli, tapi bisa mengambil sendiri dari alam” ungkap Ardi.

Banyak proses yang bisa dinikmati

Ecoprint tentu membutuhkan proses pengerjaan yang bertahap. Selain banyak langkah yang harus dilewati, tiap prosesnya juga cukup memakan waktu.

Proses pembuatannya dimulai dari mencari bahan baku, menakar komposisi pada media, memasak dan memanaskannya, menunggu kering, baru kemudian bisa dilanjutkan dengan proses pembuatan produk yang mempunyai tahapan tersendiri.

“Prosesnya dimulai dengan satu hari untuk mencari daun dan menyusun komposisi di atas kulit. Kemudian dilanjutkan dengan proses memasaknya seharian. Kemudian perlu ditunggu lagi hingga kering. Kurang lebih memakan waktu seminggu untuk bikin kulit dengan ecoprint,” jelas Ardi

Meskipun prosesnya banyak, tetapi kamu bisa menikmatinya. Karena untuk membuat ecoprint ini menyenangkan dan bebas berkreasi. Kamu tidak akan bosan selama mengerjakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

7 Perbedaan Modern Trade dan General Trade dalam Bisnis Ritel

Training
Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Tantangan yang Sering Ditemui Bisnis Inklusif dan Strategi Mengatasinya

Training
Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Bisnis Inklusif: Definisi, Imiplementasi, dan Ciri-Cirinya

Training
Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau